Azab Untuk
Penikmat Duniawi
Karya : Widya Purnama Putri
Kata
lingkungan bukan hal yang asing, dalam pengertian yang umum dan sempit mungkin
semua orang tahu, namun secara rinci banyak orang belum memahaminya, apalagi
bagi masyarakat awam. Apa sebenarnya lingkungan itu? Apa pentingnya lingkungan bagi
kehidupan? Dan mengapa terjadi pencemaran lingkungan? Lingkungan itu satu
kesatuan benda hidup dan benda mati yang
tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Istilah lingkungan seringkali
digunakan silih berganti dalam pengertian yang sama. Lingkungan juga bisa
dibilang sahabat bagi para makhluk hidup, apabila diperlakukan secara arif dan
bijak, dijaga, dilindungi, dilestarikan, dan dimanfaatkan dengan tidak
berlebihan, namun jika sebaliknya, lingkungan diabaikan kelestariannya, tidak mempergunakannya
secara bijak, dan memanfaatkannya secara berlebihan, bukan tidak mungkin
lingkungan akan berubah menjadi sesuatu yang jahat dan kasar. Lingkungan juga
punya perasaan apabila kita jahat padanya, maka lingkungan pun akan membalasnya.
Adapun pengertian lingkungan hidup menurut UU no.23 tahun 1997 “lingkungan
hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan makhluk hidup
termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.”
Dari
pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan itu bukanlah hal
yang biasa dan tidak boleh dianggap sederhana, karena berkaitan dengan banyak ekosistem
didalamnya yang dapat mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan kemampuan
makhluk hidup dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Lingkungan merupakan
dunia bagi seluruh makhluk di alam ini.
Lingkungan
itu tempat makhluk hidup tumbuh, tentu kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan
oleh lingkungannya. Kita pun sebagai manusia, mempunyai hak dan kewajiban
terhadap lingkungan. Hak mendapatkan
lingkungan yang baik dan layak dan mempunyai kewajiban menjaga, melindungi,
memperbaiki, serta melestarikannya. Manusia tentu tahu dan menyadari tentang banyaknya
pemanfaatan lingkungan dalam berbagai kehidupan, yang secara umum bermanfaat
sebagai sumber kehidupan. Yang pertama yaitu sebagai sumber pangan, segala
sesuatu yang bisa memuaskan perut yaitu makanan. Segala bentuk makanan apapun
pasti bersumber dari lingkungan, baik itu yang bisa langsung dinikmati atau
perlu diproses dengan beberapa tahap terlebih dahulu.
Kemudian
sebagai sumber sandang dan papan, yaitu segala sesuatu yang merupakan kebutuhan
manusia untuk kelangsungan hidupnya, seperti pakaian dan perumahan. Dari mana
lagi manusia mendapatkannya jika tidak berasal dari lingkungan, karena manusia hidup
harus berpakaian yang layak dan mempunyai tempat tinggal untuk berlindung dari
panas, hujan, dan binatang buas. Semua kebutuhan itu hanya bisa diambil dari alam,
yaitu lingkungan hidup kita, yang sebelumnya telah diproses dari beberapa
tahapan hingga menjadi sesuatu yang berguna bagi kelangsungan hidup manusia.
Lalu
sebagai obat-obatan dan kosmetik, antaranya obat-obatan yang berasal dari
lingkungan adalah tanaman kumis kucing, daun dewa, sambiloto, temu putih, temu
lawak, dan lain-lain. Untuk kosmetik contohnya bengkuang, lidah buaya, tomat,
mentimun, dan masih banyak lagi. Selain mudah didapat karena ada di lingkungan
kita, memakai obat-obatan dan kosmetik berasal dari lingkungan yang alami tidak
menimbulkan efek samping dan tidak kalah manjurnya dari obat-obatan serta
kosmetik yang dijual beredar dipasaran. Waw!
Ternyata lingkungan bisa jadi rumah sakit gratis kan untuk kita.
Selanjutnya
lingkungan juga bermanfaat sebagai keanekaragaman hayati, yaitu beranekaragamnya
puspa dan satwa disekitarnya. Lingkungan pun bermanfaat sebagai ilmu
pengetahuan dan tempat observasi dan penelitian atau konservasi.
Tapi
pernahkah manusia menyadari akan manfaat linkungan hidup? Pernahkah manusia
berpikir untuk bersyukur dan memberi sedikitnya penghargaan untuk lingkungan? Dari
banyaknya manfaat yang diambil dari lingkungan, seharusnya kita bisa menjaga,
memelihara, dan melindungi lingkungan. Namun begitulah yang namanya manusia, penuh
dengan kerakusan dan ketamakan, sehingga banyak menimbulkan
permasalahan-permasalahan seperti timbulnya pencemaran dan bencana alam.
lihatlah kebiasaan-kebiasaan manusia yang masih belum bisa menghargai pemberian
lingkungan, membuang sampah tidak pada tempatnya, dikali, sungai, dilaut atau
disembarang tempat, dan membuang limbah pada
sungai, laut, dan danau, serta pemakaian kendaraan yang berpolusi
berlebihan dan yang pada akhirnya perbuatan tersebut akan menimbulkan
pencemaran lingkungan dan berpontensi pada lahirnya bencana. Huh! Memang manusia hanya menjadi benalu
untuk lingkungan di dunia ini. Sudah dikasih hati, minta jantung.
Salah
satu contoh, Waduk Jatiluhur yang terletak di Kota Parahiangan, Bandung.
Bandung mempunyai julukan Kota Kembang dan Kota Paris Van Java, namun sayang
dengan julukan itu, tidak menjadikan warga sekitar sadar akan segala gelar yang
disandang. Waduk Jatiluhur yang merupakan tempat pariwisata, dan sumber
kehidupan bagi masyarakat didalamnya adalah waduk terkotor sedunia, Ironis
sekali. Apa memang susah menjaga lingkungan? Bagaimana bila lingkungan sudah
lelah dalam menyikapi pecemaran, apabila alam telah sampai puncak kekosongan,
dan apabila Waduk Jatilihur sudah tak mampu menampung berbagai perhiasan
kotornya dari masyarakat, dari mana kita hidup? Dari mana kita dapat keterangan
cahaya? Dan Waduk mana lagi yang akan dijadikan korban selanjutnya. Bayangkan
saja, apabila dibiarkan dan tanpa penanganan yang serius baik oleh masyarakat
maupun pemerintah, betapa tercorengnya citra Kota Bandung, bukan hanya kota itu
sendiri saja yang akan menanggung malu, melainkan nama negara pun akan terkena
imbasnya dilihat oleh kacamata dunia. Coba
pikirkan itu, jika masyarakat dunia telah mencap negara yang kita cintai ini
sebagai negara yang kotor dan masyarakatnya tidak peduli terhadap lingkungan,
sungguh sangat memalukan. Jangankan mereka ingin berkunjung berpariwisata,
mendengarnya pun bukan tidak mungkin mereka sudah muak, apalagi untuk
berinvestasi, karena mereka sudah menganggap bahwa bangsa kita adalah bangsa
yang malas dan selalu berbuat semaunya tanpa memikirkan etika. Apa bukan lagi
jadi hal yang merugikan? Atau malah sebaliknya, masyarakat telah merasa bangga
dan puas menikmati pemberian alam ini! Acuh dengan segala bencana dan
pencemaran! Karena memang kita telah terbiasa? Itulah titik kesalahan kita yang
sepatutnya direnungkan kembali.
Contoh
selanjutnya dari lingkungan perkotaan yang telah rusak , dimana air sungai
sudah sangat tercemar sehingga punahnya kehidupan air, seperti ikan yang semula
bisa bertahan hidup di air yang jernih, kini tidak bisa dijumpai lagi karena
tempatnya yang sudah tidak mendukung bagi kelangsungannya. Dan tentu berdampak
pula bagi kehidupan manusia dengan berkurangnya sumber air bersih, yang setiap
harinya dipergunakan mereka sendiri untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Manusia kini bagai pembunuh, yang telah memusnahkan satu demi satu kehidupan
didunia ini, yang juga lambat laun akan membunuh kehidupan lainnya, termasuk
manusia sendiri.
Jakarta,
Ibu Kota Negara Indonesia, masihkah pantas gelar itu disandang oleh Jakarta? Dari
semua pencemaran-pencemarannya, dari semua kerusakan-kerusakannya, dan dari
semua bencana-bencananya, terutama banjir. Segala yang terjadi disana, memang
bukan kehendak semua warga Jakarta, memang bukan sama sekali yang diinginkan
warga sekitar. Namun penyebab semua itu adalah ulah tangan mereka sendiri, dan
dengan apa yang terjadi itu, merupakan sebuah balasan yang nyata atas tindakan
mereka terhadap lingkungan yang masih menganggapnya sederhana.
Menurut para ahli, Jakarta diperkirakan akan
tenggelam sekitar Tahun 2015, sudah tentu bila prediksi itu benar maka
pemerintah Indonesia harus segera memikirkan pengganti atau tempat dimana Ibu
Kota itu akan didirikan. Jakarta sudah mengalami penyusutan pertahun sekitar
30cm. penyebab utama secara umum adalah karena rusaknya lingkungan. Terlihat
dari banyaknya bangunan-bangunan, gedung-gedung yang menjulang tinggi ke
langit, supermal, supermarket yang luas dan tinggi yang sesungguhnya bukan
menjadi kebaikan bagi semua orang, namun akan menjadi ancaman di tahun 2015 mendatang.
Dan apabila nanti ibu kota telah dipindahkan. Akankah kota itu akan tetap
bersih, akankah terhindar dari pencemaran dan bencana. Itu kembali lagi dari
kesadaran manusia yang menempati wilayah ibu kota baru itu.
Manusia mencemari lingkunga dan berbagai
unsurnya, seolah jika bumi telah gundul, kita semua dapat pindah ke planet
lain. Mereka telah buta karena kepentingan bisnis, kekayaan, harta, dan
kepentingan-kepentingan mereka yang memang menguntungkan bagi semua manusia
namun perlu ditinjau ulang. Bahwa keuntungan-keuntungan seperti membangun
perusahaan-perusahaan, supermarket, hotel, dan tempat lainnya yang menjadikan
lahan-lahan yang seharusnya digunakan untuk area penghijauan sehingga
menyempitnya lahan pertanian itu, hanyalah keuntungan sesaat, karena kurang
dari 8 tahun, semua itu akan tenggelam dalam pencemaran. Bisa dibayangkan,
betapa kita bagai benalu didunia ini, dan itulah contoh azab atau balasan dari
kemarahan lingkungan terhadap tingkah manusia yang telah jahat kepadanya.
Pernahkah
manusia berpikir atas pencemaran lingkungan yang mereka lakukan akan menjadi
senjata makan tuan bagi dirinya? Tentu tidak! Yang mereka pikirkan hanyalah
menikmati yang dengan kata lain adalah menghabiskan dengan cara yang berlebihan.
Tak sadarkah bahwa segala bencana dan pencemaran terjadi ini adalah balasan
untuk mereka, azab untuk penikmat dunia, balasan itu nyata, azab itu terjadi.
Lingkungan telah tercemar, tak banyak lagi terlihat keindahan, tak terlihat
lagi lingkungan yang sehat, dan tak terlihat lagi lingkungan yang bebas dari
pencemaran. Lingkungan telah rusak. Layaknya kertas putih suci yang telah
buram, dan berdebu, tapi bukan nasi yang sudah menjadi bubur, yang tidak akan
pernah bisa kembali. Kertas itu masih bisa putih. Lingkungan masih bisa
bersinar.
Jika
ditinjau dari kebiasaan-kebiasaan buruk manusia yang terus menerus merusak lingkungan
sehingga dapat merugikan manusia itu sendiri, perlukah pendidikan lingkungan
hidup di sekolah? Ya perlu, Tepat! pendidikan lingkungan hidup bisa dibilang
sangat penting, karena dalam pendidikan ini berkaitan dalam menjaga lingkungan
dan berbagai unsurnya yang mendatangkan ancaman pencemaran dan kerusakan, baik dalam
tingkat dasar maupun atas. Memang sudah seharusnya pendidikan ini diterapkan
sejak usia dini. Peranan pendidikan lingkungan hidup juga dimaksudkan agar
menumbuhkan kesadaran akan menjaga, memelihara, dan melestarikan lingkungan,
itu sangatlah penting.
Banyak
kita jumpai ayat-ayat ilmiah Al-Qur’an dan As Sunnah yang membahas tentang
lingkungan, antara lain lingkungan sebagai suatu sistem, tanggung jawab manusia
untuk memelihara lingkungan hidup, larangan merusak lingkungan, sumber daya
vital, dan problematikannya, peringatan mengenai kerusakan lingkungan hidup
yang terjadi karena ulah tangan manusia dan pengelolaan yang mengabaikan
petunjuk Allah serta solusi pengelolaan lingkungan. Adapun As Sunnah yang
menerangkan secara rinci dan detail. “Dan kami telah menghamparkan bumi dan
menjadikan padanya gunung-gunung dan kami tumbuhkan padanya segala sesuatu
menurut ukuran. Dan kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup,
dan (kami menciptakannya pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan
pemberi rezeki kepadanya.” (QS. 15 : 19-20).
Rasulullah SAW pun telah mengajarkan kepada para sahabatnya tentang
pentingnya menjaga lingkungan, dan Allah SWT
akan memberi pahala yang sangat besar bagi manusia yang bekerja untuk
memelihara lingkungan yang akhirnya memakmurkan bumi, itu termasuk ibadah
bagi-Nya.
Dengan
Pendidikan Lingkungan Hidup, ayat-ayat Al-Qur’an, As Sunnah, dan dengan
berbagai fenomena yang terjadi dari lingkungan. Seharusnya dan diharapkan bisa
menumbuhkan kesadaran peduli terhadap lingkungan. Menjaga, memperbaiki dan
melestarikannya, bukan tidak boleh mempergunakannya. Memang semua ini hanyalah
sebatas materi yang menjenuhkan, namun akan menjadi suatu pedoman dalam diri
kita untuk menciptakan lingkungan yang stabil seperti semula jika kita mau
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh
karena itu, mari kita rubah pola hidup kita yang tidak baik terhadap lingkungan,
salah satunya dengan upaya penanggulangan 3R, yakni: Reduce, Reuse, dan Recycle.
Reduce (mengurangi) contohnya: mengurangi penggunaan sesuatu yang berdampak
pencemaran dan menjadikan lingkungan tidak sehat dan mengurangi
tindakan-tindakan yang setidaknnya sedikit-sedikit menjadi kerusakan
lingkungan. lalu dengan Reuse
(digunakan kembali) dengan tidak merubah bentuk, contohnya: kardus-kardus
bekas, kantong plastik atau kresek, digunakan kembali untuk menyimpan
barang-barang tertentu, sehingga tidak lagi membuangnya dimana-mana. Dan Recycle (diproses didaur ulang)
contohnya: untuk sampah-sampah organik dan non organik bisa dimanfaatkan dengan
cara didaur ulang yang diproses menjadi sesuatu yang memiliki nilai guna dan
nilai jual yang bermanfaat tentunya. Menjadikan limbah-limbah menjadi berbagai karya
seni menarik. Bahkan bila perlu para penggiat seni dan para pengrajin merubah
bahan baku karyanya dengan memakai limbah-limbah, karena karya seni dengan
bahan dasar limbah ini tidak kalah menarik dan tidak kalah mempunyai nilai jual
dari bahan-bahan selain limbah. Serta pemerintah harus lebih memperhatikan lagi
mengenai masalah lingkungan, dan bagi siapa yang merusaknya, maka pemerintah
harus tegas dalam menegakkan hukum.
Dengan
demikian, apabila hal ini dapat segera terlaksana dan apabila seluruh umat
manusia bisa menyadari tentang arti penting lingkungan bagi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan, maka akan banyak sekali manfaat yang akan
dirasakan, baik itu bagi lingkungan maupun makhluk hidup dalamnya. Lingkungan
pada umumnya sudah ditentukan oleh Sang Pencipta seperti ini, namun sudah
menjadi kewajiban setiap manusia untuk menjaga dan melestarikannya.
Sesungguhnya lingkungan ini akan menjadi lebih baik ataupun lebih buruk, itu
semua tergantung dari komitmen manusia dalam mengelola lingkungan ini. Semoga
masalah mengenai hancurnya lingkungan tempat tinggal kita bisa segera diatasi,
dan juga semoga manusia-manusia yang merupakan peran penting dalam kewajiban
menjaga lingkungan, dapat segera tersadar dan dapat tergoyah hati untuk selalu
bersyukur terhadap lingkungan kita. Kertas buram yang telah berdebu akan
kembali berubah menjadi kertas putih.
blog yang bagus ^^
BalasHapus