Rabu, 02 Juli 2014

MAKALAH "Memotivasi Siswa Belajar"



BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah
Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Berdasarkan kesimpulan sementara, motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan.
           Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar, motivasi menjadi motor penggerak untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan, tanpa motivasi, tujuan belajar tidak akan tercapai
Zakiah Darajat mengatakan titik permulaan dalam mengajar yang berhasil adalah membangkitkan minat belajar anak didik karena rangsangan. Rangsangan tersebut, membawa kepada senangnya anak didik terhadap pelajaran dan membangkitkan semangat belajar mereka.
Berbicara mengenai faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa, dapat ditemukan beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi siswa itu sendiri. Namun pada dasarnya faktor tersebut dapat dikelompokkan ke dalam faktor intern (dalam diri) siswa yang belajar. Faktor ekstern (dari luar diri) siswa yang belajar dan faktor teknik atau pendekatan belajar.
Soemadi Soeryabrata mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu:
a. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar dan ini masih dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu : Faktor non sosial dan faktor sosial.
b. Faktor yang berasal dari dalam diri pelajar dan ini pun dapat digolongkan dua golongan yaitu: faktor fisiologis dan faktor psikologis.
Mengembangkan motivasi belajar siswa yang pada dasarnya adalah membantu siswa memilih bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu.
Mengingat pentingnya motivasi  siswa untuk pembelajaran. Kaitannya dengan penulisan ini, penulis akan mengajukan judul ”Memotivasi Siswa Belajar”.

B.     Rumusan Masalah
a)             Bagaimana definisi motivasi?
b)             Bagaimana teori-teori motivasi menurut para ahli?
c)             Bagaimana cara meningkatkan motivasi siswa belajar?
d)            Bagaimana guru meningkatkan motivasi siswa untuk belajar?
e)             Bagaimana guru memberikan imbalan atas kinerja, upaya dan peningkatan?

C.    Tujuan Penelitian
a)             Untuk mengetahui definisi motivasi.
b)             Untuk mengetahui teori-teori motivasi menurut para ahli.
c)             Untuk mengetahui cara meningkatkan motivasi siswa belajar.
d)            Untuk mengetahui guru meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.
e)             Untuk mengetahui guru memberikan imbalan atas kinerja, upaya dan peningkatan.





BAB II
PEMBAHASAN
A.    Uraian Pembahasan Materi
a)      Definisi Motivasi
Menurut Taidin Suhaimin, motivasi adalah suatu bentuk dorongan yang menjadi penggerak utama seseorang, sebuah keluarga atau organisasi untuk mencapai apa yang diinginkan.
        Selain itu Wexley dan Yukli juga berpendapat bahwa motivasi adalah stimuli atau semangat akibat rangsangan atau kegairahan terhadap sesuatu yang benar- benar diinginkan.
        Dalam teori pertama mengemukakan bahwa “motivasi adalah suatu bentuk dorongan”. Hal ini sama kaitannya dengan teori Wexley dan Yukli yang mengatakan “motivasi adalah stimuli atau semangat akibat rangsangan atau kegairahan”. Selain itu kedua teori tersebut mengatakan bahwa dorongan dan semangat tersebut adalah untuk mencapai sesuata yang diinginkan.
        Jadi kesimpulannya, motivasi adalah suatu dorongan atau semangat yang mendasari seseorang untuk melakukan suatu tindakan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan.

b)      Teori-Teori Motivasi Menurut Para Ahli
1.      Nama Teori     : Teori Kebutuhan
Menurut          : Abraham Maslow (1943-1970)
Isi                    :
Pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting.
Aktualisasi diri
penghargaan
sosial
keamanan
Faali
 






Ø    Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
Ø    Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
Ø    Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima, memiliki)
Ø    Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan)
Ø    Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya)
Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut akan mendominasi tindakan seseorang dan motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang signifikan. Orang hanya akan mempunyai waktu dan energi untuk menekuni minat estetika dan intelektual, jika kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah. Karya seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam masyarakat yang anggotanya masih harus bersusah payah mencari makan, perlindungan, dan rasa aman.

2.      Nama Teori     : Teori X, Y, dan Z
Menurut          : DOUGLAS Mcgregor
Isi                    :
Mengemukakan dua pandangan manusia yaitu teori X (negative) dan teori y (positif), Menurut teori x empat pengandaian yag dipegang manajer
a.    karyawan secara inheren tertanam dalam dirinya tidak menyukai kerja
karyawan tidak menyukai kerja mereka harus diawasi atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan.
b.   Karyawan akan menghindari tanggung jawab.
c.    Kebanyakan karyawan menaruh keamanan diatas semua factor yang dikaitkan dengan kerja.
Kontras dengan pandangan negative ini mengenai kodrat manusia    ada empat teori Y :
a.    karyawan dapat memandang kerjasama dengan sewajarnya seperti istirahat dan bermain.
b.   Orang akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka komit pada sasaran.
c.    Rata rata orang akan menerima tanggung jawab.
d.   Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif.

3.                  Nama Teori     : Teori Harapan (Expectancy Teory
                        Menurut          :Vroom (1964)
Isi                    :
Teori dari Vroom (1964) tentang cognitive theory of motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu:
Ø  Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas
Ø  Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu).
Ø  Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral, atau negatif.Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapanMotivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan
  Teori ini dirumuskan sebagai berikut :



            
                M = [(E-P)].[(P-O)V]


  



         Dimana :
          M     =          Motivasi
          E      =          Penghargaan
          P      =          Prestasi
          O      =          Hasil
          V      =          Penilaian

4.      Nama Teori     : Achievement Theory
Menurut          : Mc Clelland (1961)
Isi                    :
yang dikemukakan oleh Mc Clelland (1961), menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu:
Ø  Need for achievement (kebutuhan akan prestasi)
Ø  Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama dengan soscialneed-nya Maslow)
Ø  Need for Power (dorongan untuk mengatur)


5.         Nama Teori     : Teori motivasi ERG
Menurut          :Clayton Alderfer
Isi                    :
Clayton Alderfer mengetengahkan teori motivasi ERG yang didasarkan pada kebutuhan manusia akan keberadaan (exsistence), hubungan (relatedness), dan pertumbuhan (growth). Teori ini sedikit berbeda dengan teori maslow. Disini Alfeder mngemukakan bahwa jika kebutuhan yang lebih tinggi tidak atau belum dapat dipenuhi maka manusia akan kembali pada gerakk yang fleksibel dari pemenuhan kebutuhan dari waktu kewaktu dan dari situasi ke situasi. 

6.                  Nama Teori      : Teori Herzberg
Menurut           : Herzberg (1966)
Isi                     :
Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktorhigiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik), sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb (faktor intrinsik).

7.             Nama Teori        : Teori kognitif
Menurut             :Martin Handoko, (1992 :10)
Isi                         :
Menurut teori ini tingkah laku tidak digerakkan oleh apa yang disebut motivasi, melainkan oleh rasio. Setiap perbuatan yang akan dilakukannya sudah dipikirkan alasan-alasannya. Berdasarkan rasionalnya manusia bebas memilih dan menentukan apa yang akan dia perbuat, entah baik ataupun buruk. Tingkah laku manusia semata-mata ditentukan oleh kemampuan berpikirnya. Makin inteligen dan berpendidikan, otomatis seseorang akan semakin baik perbuatan-perbuatanya dan secara sadar pula melakukan perbuatan-perbuatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

c)      Cara Meningkatkan Motivasi Siswa Belajar
Dececco & Grwford, 1974 (dalam Slameto, 2003:175) menyatakan bahwa “dalam pemeliharaan dan peningkatan motivasi siswa ada 4 fungsi pengajar, yaitu: menggairahkan siswa, memberikan harapan realistis, memberikan insentif, dan mengarahkan”
Sedangkan, menurut  pemikiran dari  USAID DBE3 Life Skills for Youth, berikut ini beberapa ide yang dapat digunakan oleh guru untuk memotivasi siswa di dalam kelas.
1.  Gunakan metode dan kegiatan yang beragam
Melakukan hal yang sama secara terus menerus bisa menimbulkan kebosanan dan menurunkan semangat belajar. Siswa yang bosan cenderung akan mengganggu proses belajar. Variasi akan membuat siswa tetap konsentrasi dan termotivasi. Sesekali mencoba sesuatu yang berbeda dengan menggunakan metode belajar yang bervariasi di dalam kelas. Cobalah untuk membuat pembagian peran, debat, transfer pengetahuan secara singkat, diskusi, simulasi, studi kasus, presentasi dengan audio-visual dan kerja kelompok kecil
2.      Jadikan siswa peserta aktif
Pada usia muda sebaiknya diisi dengan melakukan kegiatan, berkreasi, menulis, berpetualang, mendesain, menciptakan sesuatu dan menyelesaikan suatu masalah. Jangan jadikan siswa peserta pasif di kelas karena dapat menurunkan minat dan mengurangi rasa keingintahuannya. Gunakanlah metode belajar yang aktif dengan memberikan siswa tugas berupa simulasi penyelesaian suatu masalah untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar. Jangan berikan berikan jawaban apabila tugas tersebut dirasa sanggup dilakukan oleh siswa
3.      Buatlah tugas yang menantang namun realistis dan sesuai
Buatlah proses belajar yang cocok dengan siswa dan sesuai minat mereka sehingga menarik karena mereka dapat melihat tujuan dari belajar. Buatlah tugas yang menantang namun realistis. Realistis dalam pengertian bahwa standar tugas cukup berbobot untuk memotivasi siswa dalam menyelesaikan tugas sebaik mungkin, namun tidak terlalu sulit agar jangan banyak siswa yang gagal dan berakibat turunnya semangat untuk belajar.
4.      Ciptakan suasana kelas yang kondusif
Kelas yang aman, tidak mendikte dan cenderung mendukung siswa untuk berusaha dan belajar sesuai minatnya akan menumbuhkan motivasi untuk belajar. Apabila siswa belajar di suatu kelas yang menghargai dan menghormati mereka dan tidak hanya memandang kemampuan akademis mereka maka mereka cenderung terdorong untuk terus mengikuti proses belajar.
5.      Berikan tugas secara proporsional
Jangan hanya berorientasi pada nilai dan coba penekanan pada penguasaan materi. Segala tugas di kelas dan pekerjaan rumah tidak selalu bisa disetarakan dengan nilai. Hal tersebut dapat menurunkan semangat siswa yang kurang mampu memenuhi standar dan berakibat siswa yang bersangkutan merasa dirinya gagal. Gunakan mekanisme nilai sepelunya, dan cobalah untuk memberikan komentar atas hasil kerja siswa mulai dari kelebihan mereka dan kekurangan mereka serta apa yang bisa mereka tingkatkan. Berikan komentar Anda secara jelas. Berkan kesempatan bagi siswa untuk memperbaiki tugas mereka apabila mereka merasa belum cukup. Jangan mengandalkan nilai untuk merombak sesuatu yang tidak sesuai dengan Anda.
6.      Libatkan diri Anda untuk membantu siswa mencapai hasil
Arahkan siswa untuk meningkatkan kemampuan dalam proses belajar mengajar, jangan hanya terpaku pada hasil ujian atau tugas. Bantulah siswa dalam mencapai tujuan pribadinya dan terus pantau perkembangan mereka.
7.      Berikan petunjuk pada para siswa agar sukses dalam belajar
Jangan biarkan siswa berjuang sendiri dalam belajar. Sampaikan pada mereka apa yang perlu dilakukan. Buatlah mereka yakin bahwa mereka bisa sukses dan bagaimana cara mencapainya.
8.      Hindari kompetisi antarpribadi
Kompetisi bisa menimbulkan kekhawatiran, yang bisa berdampak buruk bagi proses belajar dan sebagian siswa akan cenderung bertindak curang. Kurangi peluang dan kecendrungan untuk membanding-bandingan antara siswa satu dengan yang lain dan membuat perpecahan diantara para siswa. Ciptakanlah metode mengajar dimana para siswa bisa saling bekerja sama.
9.      Berikan Masukan
Berikan masukan para siswa dalam mengerjakan tugas mereka. Gunakan kata-kata yang positif dalam memberikan komentar. Para siswa akan lebih termotivasi terhadap kata-kata positif dibanding ungkapan negatife. Komentar positif akan membangun kepercayaan diri. Ciptakan situasi dimana Anda percaya bahwa seorang siswa bisa maju dan sukses di masa datang.
10.  Hargai kesuksesan dan keteladanan
Hindari komentar negatif terhadap kelakuan buruk dan performa rendah yang ditunjukan siswa Anda, akan lebih baik bila Anda memberikan apresiasi bagi siswayang menunjukan kelakuan dan kinerja yang baik. Ungkapan positif dan dorongan sukses bagi siswa Anda merupakan penggerak yang sangat berpengaruh dan memberikan aspirasi bagi siswa yang lain untuk berprestasi.
11.  Antusias dalam mengajar
Antusiasme seorang guru dalam mengajar merupakan faktor yang penting untuk menumbuhkan motivasi dalam diri siswa. Bila Anda terlihat bosan dan kurang antusias maka para siswa akan menunjukkan hal serupa. Upayakan untuk selalu tampil baik, percaya diri dan antusias di depan kelas.
12.  Tentukan standar yang tinggi (namun realisitis) bagi seluruh siswa
Standar yang diharapkan oleh para guru terhadap siswanya memiliki dampak yang signifikan terhadap performa dan kepercayaan diri mereka. Bila Anda mengharapkan seluruh siswa untuk termotivasi, giat belajar dan memiliki minat yang tinggi, mereka cenderung akan bertindak mengikuti kehendak Anda. Anda harus yakin bahwa Anda mampu memberikan motivasi tinggi pada siswa. Pada awal tahun ajaran baru Anda harus menggunakan kesempatan agar seluruh siswa memiliki motivasi yang tinggi.
13.  Pemberian penghargaan untuk memotivasi
Pemberian penghargaan seperti nilai, hadiah dsb, mungkin efektif bagi sebagian siswa (biasanya bagi anak kecil) namun metode ini harus digunakan secara hati-hati karena berpotensi menciptakan kompetisi. Namun demikian, penggunaan metode ini dapat melahirkan motivasi internal.
14.  Ciptakan aktifitas yang melibatkan seluruh siswa dalam kelas
Buatlah aktifitas yang melibatkan siswa dengan kawan-kawan mereka dalam satu kelas. Hal ini akan membagi pengetahuan, gagasan dan penyelesaian tugas-tugas individu siswa dengan seluruh siswa di kelas tersebut.
15.  Hindari penggunaan ancaman
Jangan mengancam siswa Anda dengan kekerasan, hukuman ataupun nilai rendah. Bagi sebagian siswa ancaman untuk memberi nilai rendah mungkin efektif, namun hal tersebut bisa memicu mereka mengambil jalan pintas (mencontek).
16.  Hindarilah komentar buruk
Gunakanlah komentar yang positif dan perilaku yang baik. Banyak siswa yang percaya diri akan performa dan kemampuan mereka. Jangan membuat pernyataan yang negatif kepada para siswa di kelas Anda berkaitan dengan prilaku dan kemampuan mereka. Anda harus selektif dalam menggunakan kata-kata dan berbicara dalam kelas. Apabila tidak hati-hati, kepercayaan diri siswa Anda akan mudah jatuh.

17.  Kenali minat siswa-siswa Anda
Para siswa mungkin berada dalam satu kelas, namun mereka memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Pahamilah siswa Anda, bagaimana tanggapan mereka terhadap materi dan apa minat,cita-cita, harapan dan kekhawatiran mereka. Pergunakanlah berbagai contoh dalam pembelajaran Anda yang ada kaitannya dengan minat mereka untuk membuat mereka tetap termotivasi dalam belajar.
18.  Peduli dengan siswa-siswa Anda
Para siswa akan menunjukkan minat dan motivasi pada para guru yang memiliki perhatian. Perlihatkan bahwa Anda memandang para siswa sebagai layaknya manusia normal dan perhatikan bahwa mereka mendapatkan proses pembelajaran dan bukan hanya sekedar nilai karena hal tersebut tercermin pada kemampuan Anda sebagai seorang guru. Cobalah membangun hubungan yang positif dengan para siswa dan coba kenali mereka sebagaimana Anda memperkrnalkan diri Anda pada mereka. Sebagai contoh, ceritakanlah kisah anda ketika anda masih menjadi siswa
Hal senada juga diungkapkan oleh  Fathurrohman dan Sutikno (2007: 20) motivasi siswa dapat ditumbuhkan melalui beberapa cara yaitu:
a)      Menjelaskan tujuan kepada peserta didik.
Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus yang akan dicapainya kepada siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.
b)      Hadiah.
Hadiah akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.
c)      Saingan/kompetisi.
Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
d)     Pujian.
Siswa yang berprestasi sudah sewajarnya untuk diberikan penghargaan atau pujian. Pujian yang diberikan bersifat membangun. Dengan pujian siswa akan lebih termotivasi untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik lagi.
e)      Hukuman.
Cara meningkatkan motivasi belajar dengan memberikan hukuman. Hukuman akan diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya. Bentuk hukuman yang diberikan kepada siswa adalah hukuman yang bersifat mendidik seperti mencari artikel, mengarang dan lain sebagainya.
f)        Membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk belajar.
Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik. Selain itu, guru juga dapat membuat siswa tertarik dengan materi yang disampaikan dengan cara menggunakan metode yang menarik dan mudah dimengerti siswa.
g)      Membentuk kebiasaan belajar yang baik.
Kebiasaan belajar yang baik dapat dibentuk dengan cara adanya jadwal belajar.
h)      Membantu kesulitan belajar peserta didik, baik secara individual maupun kelompok.
Membantu kesulitan peserta didik dengan cara memperhatikan proses dan hasil belajarnya.  Dalam proses belajar terdapat beberap unsur antara lain yaitu penggunaan metode untuk mennyampaikan materi kepada para siswa. Metode yang menarik yaitu dengan gambar dan tulisan warna-warni akan menarik siswa untuk  mencatat dan  mempelajari materi yang telah disampaikan.
i) Menggunakan metode yang bervariasi.
Meningkatkan motivasi belajar dengan menggunakan metode pembelajaran yang variasi. Metode yang bervariasi akan sangat membantu dalam proses belajar dan mengajar. Dengan adanya metode yang baru akan mempermudah guru untuk menyampaikan materi pada siswa.
Menggunakan media pembelajaran yang baik, serta harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.
                       
d)     Bagaimana Guru Meningkatkan Motivasi Siswa Untuk Belajar
a.       Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik
Motivasi yang bersifat intinsik adalah manakala sifat pekerjaan itu sendiri yang membuat seorang termotivasi, orang tersebut mendapat kepuasan dengan melakukan pekerjaan tersebut bukan karena rangsangan lain seperti status ataupun uang atau bisa juga dikatakan seorang melakukan hobinya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah manakala elemen elemen diluar pekerjaan yang melekat di pekerjaan tersebut menjadi faktor utama yang membuat seorang termotivasi seperti status ataupun kompensasi.
b.      Cara Guru Meningkatkan Motivasi Intrinsik
Guru harus berusaha menarik atau membangkitkan minat siswa terhadap bahan yang disajikan dan menyajikan dengan cara yang memikat dan memuaskan maupun meningkatkan keingintahuan siswa tentang bahan itu sendiri.
Kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih bahan yang akan dipelajari atau bagaimana mempelajarinya. Mengejutkan dan manantang siswa untuk memecahkan masalah yang tidak dapat dipecahkan dengan pengetahuan mereka akan menimbulkan rasa keingintahuan, itu juga motivasi intrinsik.
c.       Prinsip-prinsip untuk Memberikan Insentif Ekstrinsik untuk Belajar
Prinsip itu diantaranya adalah mengungkapkan harapan yang jelas, memberikan umpan balik langsung, sering memberikan umpan balik, dan meningkatkan nilai ketersediaan sarana motivasi ekstrinsik.

e)      Cara Guru Memberikan Imbalan Atas Kinerja, Upaya, dan Meningkatkan Mutu
a)      Menggunakan Pujian dengan Efektif
Pujian mempunyai banyak tujuan dalam pengajaran di ruang kelas terutama digunakan untuk memperkuat perilaku yang tepat dan memberikan umpan ballik kepada siswa tentang apa yang mereka lakukan dengan benar. Secara keseluruhan, penggunaan pujian dengan sering adalah gagasan yang baik, khususnya anak-anak yang masih muda dan diruang kelas yang mempunyai banyak siswa yang berpencapaian rendah (Brophy, 1998; Evans, 1996). Namun, yang lebih penting daripada jumlah pujian yang diberikan ialah cara memberikannya. Pujian akan efektif sebagai sarana motivasi diruang kelas sejauh hal itu bersyarat, khusus, dan terpercaya (Sutherland, Wehby & Copeland, 2000). Pujian bersyarat (contingen praise) bergantung pada kinerja siswa tentang perilaku yang telah ditetapkan dengan baik. Misalnya, apabila guru mengatakan, “Saya ingin Anda semua membuka buku Anda pada halaman Sembilan puluh dua dan mengerjakan soal satu hingga sepuluh,” pujian hanya diberikan kepada siswa yang mengikuti perintah. Pujian seharusnya diberikan hanya untuk jawaban yang benar dan perilaku yang tepat.
Kekhususan berarti bahwa guru memuji siswa karena perilaku khusus, bukan karena “kebaikan” umum. Misalnya guru dapat berkata, “Susan, saya senang Anda mengikuti perintah saya untuk mulai mengerjakan karangan Anda,” bukannya , “Susan, Anda berkinerja hebat!”
Ketika pujian terpercaya, hal itu diberikan dengan tulus karena pekerjaan yang baik. Brophy (1981) mencatat bahwa, ketika memuji siswa yang berpencapaian rendah atau mengganggu karena pekerjaan yang baik, guru sering memperlihatkan kontradiksi antara kata-kata mereka dengan nada, sikap tubuh, atau isyarat nonverbal lainnya. Daftar panduan Brophy (1981) untuk pujian yang efektif terlihat dalam table 1.







Panduan Pujian yang Efektif

Jika digunakan dengan tepat, pujian dapat menjadi sarana motivasi yang efektif dalam suasana ruang kelas.
Pujian yang Efektif
1.      Diberikan dengan bersyarat.
7.        Menggunakan pencapaian siswa sebelumnya sebagai konteks untuk menggambarkan pencapaian saat ini.
2.      Menyebutkan secara khusus bagian-bagian pencapaian.
8.        Diberikan sebagai penghargaan atas upaya yang bernilai atau keberhasilan tugas-tugas yang sulit (untuk siswa ini).
3.      Memperlihatkan spontanitas; keragaman/dan  tanda-tanda kredibilitas lain; memperlihatkan perhatian yang jelas terhadap pencapaian siswa.
9.        Menghubungkan keberhasilan dengan upaya dan kemampuan, yang menyiratkan bahwa keberhasilan serupa dapat diharapkan pada masa mendatang.
4.      Memberi imbalan bagi perolehankriteria kinerja yang telah ditentukan (namun, yang dapat memenuhi kriterian upaya).
10.    Memusatkan perilaku siswa pada perilaku mereka sendiri yang rekevan dengan tugas.
5.      Memberikan informasi kepada siswa tentang perilaku yang terkait dengan tugas mereka dan pemikiran tentang penyelesaian soal.
11.    Menumbuhkan penghargaan dan atribusi yang diinginkan tentang perilaku yang terkait denga tugas setelah proses tersebut diselesaikan.
6.      Mengarahkan siswa kepada penghargaan yang lebih baik tentang perilaku yang terkait dengan tugas mereka dan pemikiran tentang penyelesaian soal.

Tabel 1. Panduan Pujian yang Efektif
b)      Mengajari Siswa Memuji Diri Sendiri
Memuji diri sendiri dapat meningkatkan keberhasilan akademis. Misalnya, anak-anak dapat belajar dalam pikiran memberi kepada diri sendiri tepukan di punggung ketika mereka menyelesaikan tugas atau berhenti secara teratur pada setiap selang waktu untuk memperhatikan berapa banyak telah mereka lakukan (Corno & Kanfer, 1993; Ross, Rolheiser & Hogaboam Gray, 1998). Stategi ini adalah komponen utama pembelajaran mandiri.
c)      Menggunakan Nilai sebagai Insentif
Sistem pemberian nilai yang digunakan kebanyakan sekolah mempunyai tiga  fungsi meliputi evaluasi, umpan balik, dan insentif. Campuran fungsi ini menjadikan nilai kurang ideal untuk memotivasi siswa agar memberikan upaya maksial. Juga, nilai diberikan terlalu tidak sering sehngga tidak sangat berguna sebagai umpan balik atau insentif bagi anak-anak yang masih muda yang tidak dapat melihat kaitan anatara pekerjaan hari ini dan nilai yang akan diterima dalam 6 minggu lagi. Namun, milai akan berperan efektif sebagai insentif bagi anak-anak yang lebih lebih tua. Eksperimen yang membandingkan kelas perguruan tinggi yang diberi nilai dan tidak diberi nilai menemukan kinerja yang jauh lebih tinggi dalam kelas yang diberi nilai. Nilai berperan sebagai insentif sebagian karena hal itu meningkatkan nilai imbalan lain yang diberikan dalam waktu yang berdekatan dengan perilaku yang memperkuatnya.
Guru dapat member nilai atas upaya dan peningkatan siswa, jadi bukan hanya dinilai dari hasil.
d)     Sistem Insentif Berdasarkan Struktur Sasaran
Salah satu sistem intensif di ruang kelas yang telah memperoleh sangat banyak perhatian riset dalam tahun-tahun belakangan ini ialah struktur sasaran (good struktur) ruang kelas. Istilah ini merujuk pada sejauh mana siswa berada dalam kerja sama daan persaingan satu sama lain. Kalau siswa bersaing, setiap keberhasilan siswa berarti kegagalan lain.
Adapun struktur sasaran bersaing, namun telah dikritik karena mencegah siswa saling membantu satu sama lain belajar (Johnson & Johnson, 1999), karena cenderung menciptkana tingkatan sosial diruang kelas (Ames, 1986). Dan karena membentuk situasi dimana siswa yang berpencapaian rendah mempunyai sedikit kesempatan untuk berhasil (Slavin, 1995a). coleman (1961) mencatat pada zaman dulu bahwa keberhasilan masing-masing siswa dalam olahraga sangat didukung oleh siswa lain karena pahlawan olahraga membawa kejayaan bagi tim sekolah, tetapi bahwa siswa tidak mendorong pencapaian akademis satu sama lain karena dalam sistem akademis yang bersaing, pencapaian membawa keberhasilan hanya bagi orang tersebut.












BAB III
PENUTUP

A.        Kesimpulan
a)         motivasi adalah suatu dorongan atau semangat yang mendasari seseorang untuk melakukan suatu tindakan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan.
b)         Banyak teori tentang motivasi berdasarkan para ahli yang menekankan bahwa motivasi yang paling mendasar ialah tumbuh dari dalam diri seseorang, seperti teori motivasi yang disebut teori kebutuhan menurut Abraham Maslow (1943-1970). Dalam teori tersebut aktualisasi diri adalah yang mendasari munculnya sebuah motivasi. Namun, dalam prakteknya motivasi ekstern pun banyak meningkatkan motivasi khususnya dalam pembelajaran.
c)         Ada banyak  ide atau banyak hal yang dapat digunakan oleh guru untuk memotivasi siswa di dalam kelas. Diantaranya;
Ø   Gunakan metode dan kegiatan yang beragam
Ø   Jadikan siswa peserta aktif
Ø   Buatlah tugas yang menantang namun realistis dan sesuai
Ø   Ciptakan suasana kelas yang kondusif
Ø   Berikan tugas secara proporsional
Ø   Libatkan diri Anda untuk membantu siswa mencapai hasil
Ø   Berikan petunjuk pada para siswa agar sukses dalam belajar
Ø   Hindari kompetisi antarpribadi
Ø   Berikan Masukan
Ø   Hargai kesuksesan dan keteladanan
Ø   Antusias dalam mengajar
Ø   Tentukan standar yang tinggi (namun realisitis) bagi seluruh siswa
Ø   Pemberian penghargaan untuk memotivasi
Ø   Ciptakan aktifitas yang melibatkan seluruh siswa dalam kelas
Ø   Hindari penggunaan ancaman
Ø   Hindarilah komentar buruk
Ø   Kenali minat siswa-siswa Anda
Ø   Peduli dengan siswa-siswa Anda
Ø   Menjelaskan tujuan kepada peserta didik.
Ø   Hadiah.
Ø   Saingan/kompetisi.
Ø   Pujian.
Ø   Hukuman.
Ø    Membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk belajar.
Ø   Membentuk kebiasaan belajar yang baik.
Ø   Membantu kesulitan belajar peserta didik, baik secara individual maupun kelompok.
Ø   Menggunakan metode yang bervariasi.
d)         Guru dapat mengajari siswa memuji diri sendiri dan bahwa hal ini akan meningkatkan keberhasilan akademis mereka.
e)         Sistem pemberian nilai mempunyai tiga fungsi meliputi evaluasi, umpan balik, dan insentif. Guru dapat member nilai atas upaya dan peningkatan siswa, jadi bukan hanya dinilai dari hasil.

B.     Rekomendasi
a)                  Sebagai seorang pengajar, buatlah siswa agar mempunyai motivasi dalam dirinya.
b)                 Sebutkan apa saja apa yang akan dicapai dan manfaat setelah mencapa suatu pembelajaran.
c)                  Buatlah siswa yakin bahwa motivasi yang didapat dari dalam diri itu sangat penting dan bermanfaat untuk meningkatkan pembelajaran dikelas.
d)                 Jika siswa telah memiliki motivasi dalam dirinya, seorang pengajar harus mampu mempertahankan motivasi yang dimiliki siswa.
e)                  Seorang pengajar juga harus mampu mencipatakan motivasi ekstern atau yang didapat dar luar dengan pancingan dan pengertian kepada siswa.
f)                  Banyak hal yang pengajar bisa berikan kepada siswa untuk meningkatkan motivasi baik dari dalam dirinya ataupun dari luar, namun perlu ditinjau dan dipikirkan matang aoakah reward itu lebih banyak manfaatnya atau malah sebaliknya.