BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Motivasi
merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau
mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau
keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Berdasarkan
kesimpulan sementara, motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu
tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan
untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan.
Dalam hubungannya dengan kegiatan
belajar, motivasi menjadi motor penggerak untuk dapat mencapai tujuan yang
diinginkan, tanpa motivasi, tujuan belajar tidak akan tercapai
Zakiah
Darajat mengatakan titik permulaan dalam mengajar yang berhasil adalah
membangkitkan minat belajar anak didik karena rangsangan. Rangsangan tersebut,
membawa kepada senangnya anak didik terhadap pelajaran dan membangkitkan
semangat belajar mereka.
Berbicara
mengenai faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa, dapat ditemukan
beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi siswa itu sendiri. Namun pada
dasarnya faktor tersebut dapat dikelompokkan ke dalam faktor intern (dalam
diri) siswa yang belajar. Faktor ekstern (dari luar diri) siswa yang belajar
dan faktor teknik atau pendekatan belajar.
Soemadi
Soeryabrata mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu:
a.
Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar dan ini masih dapat digolongkan
menjadi dua golongan yaitu : Faktor non sosial dan faktor sosial.
b.
Faktor yang berasal dari dalam diri pelajar dan ini pun dapat digolongkan dua
golongan yaitu: faktor fisiologis dan faktor psikologis.
Mengembangkan
motivasi belajar siswa yang pada dasarnya adalah membantu siswa memilih
bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajarinya dengan
dirinya sendiri sebagai individu.
Mengingat pentingnya motivasi siswa untuk pembelajaran. Kaitannya dengan penulisan
ini, penulis akan mengajukan judul ”Memotivasi Siswa Belajar”.
B.
Rumusan
Masalah
a)
Bagaimana definisi motivasi?
b)
Bagaimana teori-teori motivasi menurut para ahli?
c)
Bagaimana cara meningkatkan motivasi siswa belajar?
d)
Bagaimana guru meningkatkan motivasi siswa untuk belajar?
e)
Bagaimana guru memberikan imbalan atas kinerja, upaya dan
peningkatan?
C. Tujuan
Penelitian
a)
Untuk mengetahui definisi motivasi.
b)
Untuk mengetahui teori-teori motivasi menurut para
ahli.
c)
Untuk mengetahui cara meningkatkan motivasi siswa
belajar.
d)
Untuk mengetahui guru
meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.
e)
Untuk mengetahui guru
memberikan imbalan atas kinerja, upaya dan peningkatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Uraian
Pembahasan Materi
a) Definisi
Motivasi
Menurut Taidin Suhaimin,
motivasi adalah suatu bentuk dorongan yang menjadi penggerak utama seseorang,
sebuah keluarga atau organisasi untuk mencapai apa yang diinginkan.
Selain
itu Wexley dan Yukli juga berpendapat bahwa motivasi adalah stimuli atau
semangat akibat rangsangan atau kegairahan terhadap sesuatu yang benar- benar
diinginkan.
Dalam
teori pertama mengemukakan bahwa “motivasi adalah suatu bentuk dorongan”. Hal
ini sama kaitannya dengan teori Wexley dan Yukli yang mengatakan “motivasi
adalah stimuli atau semangat akibat rangsangan atau kegairahan”. Selain itu
kedua teori tersebut mengatakan bahwa dorongan dan semangat tersebut adalah
untuk mencapai sesuata yang diinginkan.
Jadi
kesimpulannya, motivasi adalah suatu dorongan atau semangat yang mendasari
seseorang untuk melakukan suatu tindakan untuk mencapai sesuatu yang
diinginkan.
b)
Teori-Teori Motivasi Menurut Para Ahli
1. Nama Teori : Teori Kebutuhan
Menurut : Abraham Maslow (1943-1970)
Isi :
Pada dasarnya semua
manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang
berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat
kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan
biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan
penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat
paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat
berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting.
Aktualisasi diri
|
penghargaan
|
sosial
|
keamanan
|
Faali
|
Ø
Kebutuhan
fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
Ø
Kebutuhan
rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
Ø
Kebutuhan
akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima,
memiliki)
Ø
Kebutuhan
akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta
pengakuan)
Ø
Kebutuhan
aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi;
kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan
aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya)
Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan
kebutuhan tersebut akan mendominasi tindakan seseorang dan motif-motif yang
lebih tinggi akan menjadi kurang signifikan. Orang hanya akan mempunyai waktu
dan energi untuk menekuni minat estetika dan intelektual, jika kebutuhan
dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah. Karya seni dan karya ilmiah tidak
akan tumbuh subur dalam masyarakat yang anggotanya masih harus bersusah payah
mencari makan, perlindungan, dan rasa aman.
2. Nama Teori : Teori X, Y, dan Z
Menurut : DOUGLAS Mcgregor
Isi :
Mengemukakan dua
pandangan manusia yaitu teori X (negative) dan teori y (positif), Menurut teori
x empat pengandaian yag dipegang manajer
a. karyawan secara inheren tertanam
dalam dirinya tidak menyukai kerja
karyawan tidak
menyukai kerja mereka harus diawasi atau diancam dengan hukuman untuk mencapai
tujuan.
b. Karyawan akan menghindari
tanggung jawab.
c. Kebanyakan karyawan menaruh
keamanan diatas semua factor yang dikaitkan dengan kerja.
Kontras dengan
pandangan negative ini mengenai kodrat manusia ada empat teori Y :
a. karyawan dapat memandang
kerjasama dengan sewajarnya seperti istirahat dan bermain.
b. Orang akan menjalankan
pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka komit pada sasaran.
c. Rata rata orang akan menerima
tanggung jawab.
d. Kemampuan untuk mengambil
keputusan inovatif.
3.
Nama
Teori : Teori Harapan (Expectancy Teory
Menurut :Vroom (1964)
Isi :
Teori dari Vroom
(1964) tentang cognitive theory of motivation menjelaskan mengapa seseorang
tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat melakukannya,
sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi
rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu:
Ø Ekspektasi (harapan)
keberhasilan pada suatu tugas
Ø Instrumentalis, yaitu penilaian
tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam melakukan suatu tugas
(keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu).
Ø Valensi, yaitu respon terhadap
outcome seperti perasaan posistif, netral, atau negatif.Motivasi tinggi jika
usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapanMotivasi rendah jika usahanya
menghasilkan kurang dari yang diharapkan
Teori
ini dirumuskan sebagai berikut :
|
Dimana
:
M = Motivasi
E = Penghargaan
P = Prestasi
O = Hasil
V = Penilaian
4. Nama Teori : Achievement Theory
Menurut : Mc Clelland (1961)
Isi :
yang
dikemukakan oleh Mc Clelland (1961), menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang
menjadi kebutuhan manusia, yaitu:
Ø
Need
for achievement (kebutuhan akan prestasi)
Ø
Need
for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama dengan
soscialneed-nya Maslow)
Ø
Need
for Power (dorongan untuk mengatur)
5. Nama Teori : Teori motivasi ERG
Menurut :Clayton Alderfer
Isi :
Clayton Alderfer
mengetengahkan teori motivasi ERG yang didasarkan pada kebutuhan manusia akan
keberadaan (exsistence), hubungan (relatedness), dan pertumbuhan (growth).
Teori ini sedikit berbeda dengan teori maslow. Disini Alfeder mngemukakan bahwa
jika kebutuhan yang lebih tinggi tidak atau belum dapat dipenuhi maka manusia
akan kembali pada gerakk yang fleksibel dari pemenuhan kebutuhan dari waktu
kewaktu dan dari situasi ke situasi.
6.
Nama
Teori : Teori Herzberg
Menurut : Herzberg (1966)
Isi :
Menurut Herzberg
(1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai
kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya
faktorhigiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik).
Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk
didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan
sebagainya (faktor ekstrinsik), sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang
untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah achievement,
pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb (faktor intrinsik).
7.
Nama Teori :
Teori kognitif
Menurut :Martin Handoko, (1992 :10)
Isi :
Menurut teori ini tingkah laku
tidak digerakkan oleh apa yang disebut motivasi, melainkan oleh rasio. Setiap
perbuatan yang akan dilakukannya sudah dipikirkan alasan-alasannya. Berdasarkan
rasionalnya manusia bebas memilih dan menentukan apa yang akan dia perbuat,
entah baik ataupun buruk. Tingkah laku manusia semata-mata ditentukan oleh
kemampuan berpikirnya. Makin inteligen dan berpendidikan, otomatis seseorang
akan semakin baik perbuatan-perbuatanya dan secara sadar pula melakukan
perbuatan-perbuatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
c) Cara
Meningkatkan Motivasi Siswa Belajar
Dececco & Grwford, 1974
(dalam Slameto, 2003:175) menyatakan bahwa “dalam pemeliharaan dan peningkatan
motivasi siswa ada 4 fungsi pengajar, yaitu: menggairahkan siswa, memberikan
harapan realistis, memberikan insentif, dan mengarahkan”
Sedangkan, menurut pemikiran dari USAID DBE3 Life Skills for Youth, berikut ini beberapa ide yang
dapat digunakan oleh guru untuk memotivasi siswa di dalam kelas.
1. Gunakan
metode dan kegiatan yang beragam
Melakukan hal yang sama secara
terus menerus bisa menimbulkan kebosanan dan menurunkan semangat belajar. Siswa
yang bosan cenderung akan mengganggu proses belajar. Variasi akan membuat siswa
tetap konsentrasi dan termotivasi. Sesekali mencoba sesuatu yang berbeda dengan
menggunakan metode belajar yang bervariasi di dalam kelas. Cobalah untuk
membuat pembagian peran, debat, transfer pengetahuan secara singkat, diskusi,
simulasi, studi kasus, presentasi dengan audio-visual dan kerja kelompok kecil
2. Jadikan
siswa peserta aktif
Pada usia muda sebaiknya diisi
dengan melakukan kegiatan, berkreasi, menulis, berpetualang, mendesain,
menciptakan sesuatu dan menyelesaikan suatu masalah. Jangan jadikan siswa
peserta pasif di kelas karena dapat menurunkan minat dan mengurangi rasa
keingintahuannya. Gunakanlah metode belajar yang aktif dengan memberikan siswa
tugas berupa simulasi penyelesaian suatu masalah untuk menumbuhkan motivasi
dalam belajar. Jangan berikan berikan jawaban apabila tugas tersebut dirasa
sanggup dilakukan oleh siswa
3. Buatlah
tugas yang menantang namun realistis dan sesuai
Buatlah proses belajar yang
cocok dengan siswa dan sesuai minat mereka sehingga menarik karena mereka dapat
melihat tujuan dari belajar. Buatlah tugas yang menantang namun realistis.
Realistis dalam pengertian bahwa standar tugas cukup berbobot untuk memotivasi
siswa dalam menyelesaikan tugas sebaik mungkin, namun tidak terlalu sulit agar
jangan banyak siswa yang gagal dan berakibat turunnya semangat untuk belajar.
4. Ciptakan
suasana kelas yang kondusif
Kelas yang aman, tidak mendikte
dan cenderung mendukung siswa untuk berusaha dan belajar sesuai minatnya akan
menumbuhkan motivasi untuk belajar. Apabila siswa belajar di suatu kelas yang
menghargai dan menghormati mereka dan tidak hanya memandang kemampuan akademis
mereka maka mereka cenderung terdorong untuk terus mengikuti proses belajar.
5. Berikan
tugas secara proporsional
Jangan hanya berorientasi pada
nilai dan coba penekanan pada penguasaan materi. Segala tugas di kelas dan
pekerjaan rumah tidak selalu bisa disetarakan dengan nilai. Hal tersebut dapat
menurunkan semangat siswa yang kurang mampu memenuhi standar dan berakibat
siswa yang bersangkutan merasa dirinya gagal. Gunakan mekanisme nilai
sepelunya, dan cobalah untuk memberikan komentar atas hasil kerja siswa mulai
dari kelebihan mereka dan kekurangan mereka serta apa yang bisa mereka
tingkatkan. Berikan komentar Anda secara jelas. Berkan kesempatan bagi siswa
untuk memperbaiki tugas mereka apabila mereka merasa belum cukup. Jangan
mengandalkan nilai untuk merombak sesuatu yang tidak sesuai dengan Anda.
6. Libatkan
diri Anda untuk membantu siswa mencapai hasil
Arahkan siswa untuk meningkatkan
kemampuan dalam proses belajar mengajar, jangan hanya terpaku pada hasil ujian
atau tugas. Bantulah siswa dalam mencapai tujuan pribadinya dan terus pantau
perkembangan mereka.
7. Berikan
petunjuk pada para siswa agar sukses dalam belajar
Jangan biarkan siswa berjuang
sendiri dalam belajar. Sampaikan pada mereka apa yang perlu dilakukan. Buatlah
mereka yakin bahwa mereka bisa sukses dan bagaimana cara mencapainya.
8. Hindari
kompetisi antarpribadi
Kompetisi bisa menimbulkan
kekhawatiran, yang bisa berdampak buruk bagi proses belajar dan sebagian siswa
akan cenderung bertindak curang. Kurangi peluang dan kecendrungan untuk
membanding-bandingan antara siswa satu dengan yang lain dan membuat perpecahan
diantara para siswa. Ciptakanlah metode mengajar dimana para siswa bisa saling
bekerja sama.
9. Berikan
Masukan
Berikan masukan para siswa dalam
mengerjakan tugas mereka. Gunakan kata-kata yang positif dalam memberikan komentar.
Para siswa akan lebih termotivasi terhadap kata-kata positif dibanding ungkapan
negatife. Komentar positif akan membangun kepercayaan diri. Ciptakan situasi
dimana Anda percaya bahwa seorang siswa bisa maju dan sukses di masa datang.
10. Hargai
kesuksesan dan keteladanan
Hindari komentar negatif
terhadap kelakuan buruk dan performa rendah yang ditunjukan siswa Anda, akan
lebih baik bila Anda memberikan apresiasi bagi siswayang menunjukan kelakuan
dan kinerja yang baik. Ungkapan positif dan dorongan sukses bagi siswa Anda
merupakan penggerak yang sangat berpengaruh dan memberikan aspirasi bagi siswa
yang lain untuk berprestasi.
11. Antusias
dalam mengajar
Antusiasme seorang guru dalam
mengajar merupakan faktor yang penting untuk menumbuhkan motivasi dalam diri
siswa. Bila Anda terlihat bosan dan kurang antusias maka para siswa akan
menunjukkan hal serupa. Upayakan untuk selalu tampil baik, percaya diri dan
antusias di depan kelas.
12. Tentukan
standar yang tinggi (namun realisitis) bagi seluruh siswa
Standar yang diharapkan oleh
para guru terhadap siswanya memiliki dampak yang signifikan terhadap performa
dan kepercayaan diri mereka. Bila Anda mengharapkan seluruh siswa untuk
termotivasi, giat belajar dan memiliki minat yang tinggi, mereka cenderung akan
bertindak mengikuti kehendak Anda. Anda harus yakin bahwa Anda mampu memberikan
motivasi tinggi pada siswa. Pada awal tahun ajaran baru Anda harus menggunakan
kesempatan agar seluruh siswa memiliki motivasi yang tinggi.
13. Pemberian
penghargaan untuk memotivasi
Pemberian penghargaan seperti
nilai, hadiah dsb, mungkin efektif bagi sebagian siswa (biasanya bagi anak
kecil) namun metode ini harus digunakan secara hati-hati karena berpotensi
menciptakan kompetisi. Namun demikian, penggunaan metode ini dapat melahirkan motivasi
internal.
14. Ciptakan
aktifitas yang melibatkan seluruh siswa dalam kelas
Buatlah aktifitas yang
melibatkan siswa dengan kawan-kawan mereka dalam satu kelas. Hal ini akan
membagi pengetahuan, gagasan dan penyelesaian tugas-tugas individu siswa dengan
seluruh siswa di kelas tersebut.
15. Hindari
penggunaan ancaman
Jangan mengancam siswa Anda
dengan kekerasan, hukuman ataupun nilai rendah. Bagi sebagian siswa ancaman
untuk memberi nilai rendah mungkin efektif, namun hal tersebut bisa memicu
mereka mengambil jalan pintas (mencontek).
16. Hindarilah
komentar buruk
Gunakanlah komentar yang positif
dan perilaku yang baik. Banyak siswa yang percaya diri akan performa dan
kemampuan mereka. Jangan membuat pernyataan yang negatif kepada para siswa di
kelas Anda berkaitan dengan prilaku dan kemampuan mereka. Anda harus selektif
dalam menggunakan kata-kata dan berbicara dalam kelas. Apabila tidak hati-hati,
kepercayaan diri siswa Anda akan mudah jatuh.
17. Kenali
minat siswa-siswa Anda
Para siswa mungkin berada dalam
satu kelas, namun mereka memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Pahamilah
siswa Anda, bagaimana tanggapan mereka terhadap materi dan apa minat,cita-cita,
harapan dan kekhawatiran mereka. Pergunakanlah berbagai contoh dalam
pembelajaran Anda yang ada kaitannya dengan minat mereka untuk membuat mereka
tetap termotivasi dalam belajar.
18. Peduli
dengan siswa-siswa Anda
Para siswa akan menunjukkan minat dan motivasi pada para
guru yang memiliki perhatian. Perlihatkan bahwa Anda memandang para siswa
sebagai layaknya manusia normal dan perhatikan bahwa mereka mendapatkan proses
pembelajaran dan bukan hanya sekedar nilai karena hal tersebut tercermin pada
kemampuan Anda sebagai seorang guru. Cobalah membangun hubungan yang positif
dengan para siswa dan coba kenali mereka sebagaimana Anda memperkrnalkan diri
Anda pada mereka. Sebagai contoh, ceritakanlah kisah anda ketika anda masih
menjadi siswa
Hal
senada juga diungkapkan oleh Fathurrohman dan Sutikno (2007: 20) motivasi siswa dapat ditumbuhkan melalui
beberapa cara yaitu:
a) Menjelaskan tujuan kepada
peserta didik.
Pada permulaan belajar mengajar
seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan
Instruksional Khusus yang akan dicapainya kepada siswa. Makin jelas tujuan maka
makin besar pula motivasi dalam belajar.
b)
Hadiah.
Hadiah akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi.
Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Di samping itu, siswa yang belum
berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.
c)
Saingan/kompetisi.
Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk
meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang
telah dicapai sebelumnya.
d)
Pujian.
Siswa yang berprestasi sudah sewajarnya untuk diberikan penghargaan
atau pujian. Pujian yang diberikan bersifat membangun. Dengan pujian siswa akan
lebih termotivasi untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik lagi.
e)
Hukuman.
Cara meningkatkan motivasi belajar dengan memberikan hukuman.
Hukuman akan diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar
mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah
diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya. Bentuk hukuman yang diberikan
kepada siswa adalah hukuman yang bersifat mendidik seperti mencari artikel,
mengarang dan lain sebagainya.
f)
Membangkitkan dorongan
kepada peserta didik untuk belajar.
Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta
didik. Selain itu, guru juga dapat membuat siswa tertarik dengan materi yang
disampaikan dengan cara menggunakan metode yang menarik dan
mudah dimengerti siswa.
g)
Membentuk kebiasaan belajar yang
baik.
Kebiasaan belajar yang baik dapat dibentuk dengan cara adanya jadwal
belajar.
h)
Membantu kesulitan belajar peserta didik, baik secara
individual maupun kelompok.
Membantu kesulitan peserta didik dengan cara memperhatikan proses dan
hasil belajarnya. Dalam proses belajar terdapat beberap unsur antara lain
yaitu penggunaan metode untuk mennyampaikan materi kepada para siswa. Metode
yang menarik yaitu dengan gambar dan tulisan warna-warni akan menarik siswa
untuk mencatat dan mempelajari materi yang telah disampaikan.
i) Menggunakan metode yang bervariasi.
Meningkatkan motivasi belajar dengan
menggunakan metode
pembelajaran yang variasi. Metode yang
bervariasi akan sangat membantu dalam proses belajar dan mengajar. Dengan
adanya metode yang baru akan mempermudah guru untuk menyampaikan materi pada
siswa.
Menggunakan media pembelajaran yang baik, serta harus
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
d) Bagaimana
Guru Meningkatkan Motivasi Siswa Untuk Belajar
a. Motivasi Intrinsik dan
Ekstrinsik
Motivasi yang bersifat intinsik
adalah manakala sifat pekerjaan itu sendiri yang membuat seorang termotivasi,
orang tersebut mendapat kepuasan dengan melakukan pekerjaan tersebut bukan
karena rangsangan lain seperti status ataupun uang atau bisa juga dikatakan
seorang melakukan hobinya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah manakala elemen
elemen diluar pekerjaan yang melekat di pekerjaan tersebut menjadi faktor utama
yang membuat seorang termotivasi seperti status ataupun kompensasi.
b. Cara Guru Meningkatkan Motivasi
Intrinsik
Guru harus berusaha menarik atau
membangkitkan minat siswa terhadap bahan yang disajikan dan menyajikan dengan
cara yang memikat dan memuaskan maupun meningkatkan keingintahuan siswa tentang
bahan itu sendiri.
Kemudian memberikan kesempatan
kepada siswa untuk memilih bahan yang akan dipelajari atau bagaimana
mempelajarinya. Mengejutkan dan manantang siswa untuk memecahkan masalah yang
tidak dapat dipecahkan dengan pengetahuan mereka akan menimbulkan rasa
keingintahuan, itu juga motivasi intrinsik.
c. Prinsip-prinsip untuk Memberikan
Insentif Ekstrinsik untuk Belajar
Prinsip itu diantaranya adalah
mengungkapkan harapan yang jelas, memberikan umpan balik langsung, sering
memberikan umpan balik, dan meningkatkan nilai ketersediaan sarana motivasi
ekstrinsik.
e) Cara Guru Memberikan Imbalan
Atas Kinerja, Upaya, dan Meningkatkan Mutu
a) Menggunakan Pujian dengan
Efektif
Pujian mempunyai banyak tujuan
dalam pengajaran di ruang kelas terutama digunakan untuk memperkuat perilaku
yang tepat dan memberikan umpan ballik kepada siswa tentang apa yang mereka
lakukan dengan benar. Secara keseluruhan, penggunaan pujian dengan sering
adalah gagasan yang baik, khususnya anak-anak yang masih muda dan diruang kelas
yang mempunyai banyak siswa yang berpencapaian rendah (Brophy, 1998; Evans,
1996). Namun, yang lebih penting daripada jumlah pujian yang diberikan ialah cara
memberikannya. Pujian akan efektif sebagai sarana motivasi diruang kelas sejauh
hal itu bersyarat, khusus, dan terpercaya (Sutherland, Wehby & Copeland,
2000). Pujian bersyarat (contingen praise) bergantung pada kinerja siswa tentang
perilaku yang telah ditetapkan dengan baik. Misalnya, apabila guru mengatakan,
“Saya ingin Anda semua membuka buku Anda pada halaman Sembilan puluh dua dan
mengerjakan soal satu hingga sepuluh,” pujian hanya diberikan kepada siswa yang
mengikuti perintah. Pujian seharusnya diberikan hanya untuk jawaban yang benar
dan perilaku yang tepat.
Kekhususan berarti bahwa guru
memuji siswa karena perilaku khusus, bukan karena “kebaikan” umum. Misalnya
guru dapat berkata, “Susan, saya senang Anda mengikuti perintah saya untuk
mulai mengerjakan karangan Anda,” bukannya , “Susan, Anda berkinerja hebat!”
Ketika pujian terpercaya, hal
itu diberikan dengan tulus karena pekerjaan yang baik. Brophy (1981) mencatat
bahwa, ketika memuji siswa yang berpencapaian rendah atau mengganggu karena
pekerjaan yang baik, guru sering memperlihatkan kontradiksi antara kata-kata
mereka dengan nada, sikap tubuh, atau isyarat nonverbal lainnya. Daftar panduan
Brophy (1981) untuk pujian yang efektif terlihat dalam table 1.
Panduan Pujian yang Efektif
Jika digunakan dengan tepat, pujian dapat menjadi sarana
motivasi yang efektif dalam suasana ruang kelas.
Pujian yang Efektif
|
|
1. Diberikan dengan bersyarat.
|
7.
Menggunakan
pencapaian siswa sebelumnya sebagai konteks untuk menggambarkan pencapaian
saat ini.
|
2. Menyebutkan secara khusus
bagian-bagian pencapaian.
|
8.
Diberikan
sebagai penghargaan atas upaya yang bernilai atau keberhasilan tugas-tugas
yang sulit (untuk siswa ini).
|
3. Memperlihatkan spontanitas;
keragaman/dan tanda-tanda kredibilitas
lain; memperlihatkan perhatian yang jelas terhadap pencapaian siswa.
|
9.
Menghubungkan
keberhasilan dengan upaya dan kemampuan, yang menyiratkan bahwa keberhasilan
serupa dapat diharapkan pada masa mendatang.
|
4. Memberi imbalan bagi
perolehankriteria kinerja yang telah ditentukan (namun, yang dapat memenuhi
kriterian upaya).
|
10. Memusatkan perilaku siswa pada
perilaku mereka sendiri yang rekevan dengan tugas.
|
5. Memberikan informasi kepada
siswa tentang perilaku yang terkait dengan tugas mereka dan pemikiran tentang
penyelesaian soal.
|
11. Menumbuhkan penghargaan dan
atribusi yang diinginkan tentang perilaku yang terkait denga tugas setelah
proses tersebut diselesaikan.
|
6. Mengarahkan siswa kepada
penghargaan yang lebih baik tentang perilaku yang terkait dengan tugas mereka
dan pemikiran tentang penyelesaian soal.
|
|
Tabel 1. Panduan
Pujian yang Efektif
|
b) Mengajari Siswa Memuji Diri
Sendiri
Memuji
diri sendiri dapat meningkatkan keberhasilan akademis. Misalnya, anak-anak
dapat belajar dalam pikiran memberi kepada diri sendiri tepukan di punggung
ketika mereka menyelesaikan tugas atau berhenti secara teratur pada setiap
selang waktu untuk memperhatikan berapa banyak telah mereka lakukan (Corno
& Kanfer, 1993; Ross, Rolheiser & Hogaboam Gray, 1998). Stategi ini
adalah komponen utama pembelajaran mandiri.
c) Menggunakan Nilai sebagai
Insentif
Sistem
pemberian nilai yang digunakan kebanyakan sekolah mempunyai tiga fungsi meliputi evaluasi, umpan balik, dan
insentif. Campuran fungsi ini menjadikan nilai kurang ideal untuk memotivasi
siswa agar memberikan upaya maksial. Juga, nilai diberikan terlalu tidak sering
sehngga tidak sangat berguna sebagai umpan balik atau insentif bagi anak-anak
yang masih muda yang tidak dapat melihat kaitan anatara pekerjaan hari ini dan
nilai yang akan diterima dalam 6 minggu lagi. Namun, milai akan berperan
efektif sebagai insentif bagi anak-anak yang lebih lebih tua. Eksperimen yang
membandingkan kelas perguruan tinggi yang diberi nilai dan tidak diberi nilai
menemukan kinerja yang jauh lebih tinggi dalam kelas yang diberi nilai. Nilai
berperan sebagai insentif sebagian karena hal itu meningkatkan nilai imbalan
lain yang diberikan dalam waktu yang berdekatan dengan perilaku yang
memperkuatnya.
Guru
dapat member nilai atas upaya dan peningkatan siswa, jadi bukan hanya dinilai
dari hasil.
d) Sistem Insentif Berdasarkan
Struktur Sasaran
Salah
satu sistem intensif di ruang kelas yang telah memperoleh sangat banyak
perhatian riset dalam tahun-tahun belakangan ini ialah struktur sasaran (good
struktur) ruang kelas. Istilah ini merujuk pada sejauh mana siswa berada dalam
kerja sama daan persaingan satu sama lain. Kalau siswa bersaing, setiap
keberhasilan siswa berarti kegagalan lain.
Adapun
struktur sasaran bersaing, namun telah dikritik karena mencegah siswa saling
membantu satu sama lain belajar (Johnson & Johnson, 1999), karena cenderung
menciptkana tingkatan sosial diruang kelas (Ames, 1986). Dan karena membentuk
situasi dimana siswa yang berpencapaian rendah mempunyai sedikit kesempatan
untuk berhasil (Slavin, 1995a). coleman (1961) mencatat pada zaman dulu bahwa
keberhasilan masing-masing siswa dalam olahraga sangat didukung oleh siswa lain
karena pahlawan olahraga membawa kejayaan bagi tim sekolah, tetapi bahwa siswa
tidak mendorong pencapaian akademis satu sama lain karena dalam sistem akademis
yang bersaing, pencapaian membawa keberhasilan hanya bagi orang tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a) motivasi adalah suatu dorongan
atau semangat yang mendasari seseorang untuk melakukan suatu tindakan untuk
mencapai sesuatu yang diinginkan.
b) Banyak teori tentang motivasi
berdasarkan para ahli yang menekankan bahwa motivasi yang paling mendasar ialah
tumbuh dari dalam diri seseorang, seperti teori motivasi yang disebut teori
kebutuhan menurut Abraham Maslow (1943-1970). Dalam teori tersebut aktualisasi
diri adalah yang mendasari munculnya sebuah motivasi. Namun, dalam prakteknya motivasi
ekstern pun banyak meningkatkan motivasi khususnya dalam pembelajaran.
c) Ada banyak ide atau
banyak hal yang dapat digunakan oleh guru untuk memotivasi siswa di dalam
kelas. Diantaranya;
Ø Gunakan
metode dan kegiatan yang beragam
Ø
Jadikan siswa peserta aktif
Ø
Buatlah tugas yang menantang namun realistis dan
sesuai
Ø
Ciptakan suasana kelas yang kondusif
Ø
Berikan tugas secara proporsional
Ø
Libatkan diri Anda untuk membantu siswa mencapai
hasil
Ø
Berikan petunjuk pada para siswa agar sukses dalam
belajar
Ø
Hindari kompetisi antarpribadi
Ø
Berikan Masukan
Ø
Hargai kesuksesan dan keteladanan
Ø
Antusias dalam mengajar
Ø
Tentukan standar yang tinggi (namun realisitis) bagi
seluruh siswa
Ø
Pemberian penghargaan untuk memotivasi
Ø
Ciptakan aktifitas yang melibatkan seluruh siswa
dalam kelas
Ø
Hindari penggunaan ancaman
Ø
Hindarilah komentar buruk
Ø
Kenali minat siswa-siswa Anda
Ø
Peduli dengan siswa-siswa Anda
Ø
Menjelaskan
tujuan kepada peserta didik.
Ø
Hadiah.
Ø
Saingan/kompetisi.
Ø
Pujian.
Ø
Hukuman.
Ø
Membangkitkan dorongan
kepada peserta didik untuk belajar.
Ø
Membentuk kebiasaan belajar yang
baik.
Ø
Membantu kesulitan belajar peserta didik, baik secara
individual maupun kelompok.
Ø
Menggunakan metode yang bervariasi.
d) Guru dapat mengajari siswa memuji diri
sendiri dan bahwa hal ini akan meningkatkan keberhasilan akademis mereka.
e) Sistem pemberian nilai mempunyai tiga
fungsi meliputi evaluasi, umpan balik, dan insentif. Guru dapat member nilai
atas upaya dan peningkatan siswa, jadi bukan hanya dinilai dari hasil.
B. Rekomendasi
a)
Sebagai
seorang pengajar, buatlah siswa agar mempunyai motivasi dalam dirinya.
b)
Sebutkan
apa saja apa yang akan dicapai dan manfaat setelah mencapa suatu pembelajaran.
c)
Buatlah
siswa yakin bahwa motivasi yang didapat dari dalam diri itu sangat penting dan
bermanfaat untuk meningkatkan pembelajaran dikelas.
d)
Jika
siswa telah memiliki motivasi dalam dirinya, seorang pengajar harus mampu
mempertahankan motivasi yang dimiliki siswa.
e)
Seorang
pengajar juga harus mampu mencipatakan motivasi ekstern atau yang didapat dar
luar dengan pancingan dan pengertian kepada siswa.
f)
Banyak
hal yang pengajar bisa berikan kepada siswa untuk meningkatkan motivasi baik
dari dalam dirinya ataupun dari luar, namun perlu ditinjau dan dipikirkan
matang aoakah reward itu lebih banyak manfaatnya atau malah sebaliknya.