Rabu, 02 Juli 2014

MAKALAH "Perkembangan Anak-anak dan Remaja"



BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Istilah perkembangan merujuk pada bagaimana orang tumbuh, menyesuaikan diri, dan berubah sepanjang perjalanan hidup mereka melalui perkembangan fisik, perkembangan kepribadian, kepribadian sosioemosional, perkembangan kognitif (pemikiran), dan pemikiran perkembangan bahasa.
Pada umumnya perkembangan pada manusia berawal dari masa kanak-kanak, adolescence atau remaja, kemudian dewasa, dan terakhir masa tua.
Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin yang berarti tumbuh menjadi dewasa. Anak dianggap sudah dewasa apabila sudah mampu mengadakan reproduksi. Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak sudah tidak merasa lagi dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada pada tingkatan yang sama, sekurangkurangnya dalam masalah hak.
Periode perkembangan remaja dimulai dengan pubertas. Periode pubertass atau masa remaja awal adalah waktu yang perkembangan fisik dan intelektual yang pesat. Pada masa remaja akan banyak sekali perubahan-perubahan yang akan dialami oleh karena itu penulis mengambil judul dalam penulis makalah ini yaitu “Perkembangan Fisik dan Kognitif Pada Usia Remaja”

1.2              Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat di buat beberapa macam rumusan masalah yaitu antara lain:
1.             Definisi remaja
2.             Perkembangan fisik dan psikis pada usia remaja
3.             Perkembangan kognitif remaja
4.             Tugas perkembangan pada masa remaja

1.3              Tujuan
 Tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1.             Untuk mengetahui definisi remaja
2.             Untuk mengetahui perkembangan fisik dan psikis pada usia remaja
3.             Untuk mengetahu perkembangan kognitif remaja
4.             Untuk mengetahu tugas perkembangan pada masa remaja

1.4       Metode Penulisan
1.             Telaah Pustaka
          Mencari tahu berbagai informasi tentang perkembangan remaja dengan cara menelaah perpustakaan melalui berbagai buku yang berkaitan.
2.             Telaah Internet
          Mencari tahu berbagai informasi tentang perkembangan remaja dengan cara menelaah internet melalui sumber-sumber dari berbagai situs dan URL, yang ada di internet berupa google dan sebagainya.












BAB II
PEMBAHASAN
2.1       Definisi Remaja
   Remaja, kaum yang oleh para psikolog digolongkan berusia antara 16 – 25 tahun. Dari sisi psikologinya mereka berada diantara golongan dewasa dan anak-anak. Masa anak sudah lewat, tetapi masa dewasapun belum waktunya. Remaja pada umumnya memiliki rasa ingin tahu yang besar, dinamis dan selalu ingin mencoba hal-hal yang baru. Dan bila tidak ditanggulangi secara dini dapat mengakibatkan remaja bertindak tanpa menggunakan otak (Erna, 1990).

2.2       Perkembangan Fisik dan Psikis Pada Usia Remaja
periode perkembangan fisik dan psikis pada usia remaja sebagai berikut:
·            Masa Pra-pubertas (12 - 13 tahun)
·            Masa pubertas (14 - 16 tahun)
·            Masa akhir pubertas (17 - 18 tahun)
·            Dan periode remaja Adolesen (19 - 21 tahun)

2.2.1    Masa pra-pubertas (12 - 13 tahun)
Masa ini disebut juga masa pueral, yaitu masa peralihan dari kanak-kanak ke remaja. Pada anak perempuan, masa ini lebih singkat dibandingkan dengan anak laki-laki. Pada masa ini, terjadi perubahan yang besar pada remaja, yaitu meningkatnya hormon seksualitas dan mulai berkembangnya organ-organ seksual serta organ-organ reproduksi remaja. Di samping itu, perkembangan intelektualitas yang sangat pesat jga terjadi pada fase ini. Akibatnya, remaja-remaja ini cenderung bersikap suka mengkritik (karena merasa tahu segalanya), yang sering diwujudkan dalam bentuk pembangkangan ataupun pembantahan terhadap orang tua, mulai menyukai orang dewasa yang dianggapnya baik, serta menjadikannya sebagai "hero" atau pujaannya. Perilaku ini akan diikuti dengan meniru segala yang dilakukan oleh pujaannya, seperti model rambut, gaya bicara, sampai dengan kebiasaan hidup pujaan tersebut.
Selain itu, pada masa ini remaja juga cenderung lebih berani mengutarakan keinginan hatinya, lebih berani mengemukakan pendapatnya, bahkan akan mempertahankan pendapatnya sekuat mungkin. Hal ini yang sering ditanggapi oleh orang tua sebagai pembangkangan. Remaja tidak ingin diperlakukan sebagai anak kecil lagi. Mereka lebih senang bergaul dengan kelompok yang dianggapnya sesuai dengan kesenangannya. Mereka juga semakin berani menentang tradisi orang tua yang dianggapnya kuno dan tidak/kurang berguna, maupun peraturan-peraturan yang menurut mereka tidak beralasan, seperti tidak boleh mampir ke tempat lain selepas sekolah, dan sebagainya. Mereka akan semakin kehilangan minat untuk bergabung dalam kelompok sosial yang formal, dan cenderung bergabung dengan teman-teman pilihannya. Misalnya, mereka akan memilih main ke tempat teman karibnya daripada bersama keluarga berkunjung ke rumah saudara.
Tapi, pada saat yang sama, mereka juga butuh pertolongan dan bantuan yang selalu siap sedia dari orang tuanya, jika mereka tidak mampu menjelmakan keinginannya. Pada saat ini adalah saat yang kritis. Jika orang tua tidak mampu memenuhi kebutuhan psikisnya untuk mengatasi konflik yang terjadi saat itu, remaja akan mencarinya dari orang lain. Orang tua harus ingat, bahwa masalah yang dihadapi remaja, meskipun bagi orang tua itu merupakan masalah sepele, tetapi bagi remaja itu adalah masalah yang sangat-sangat berat. Orang tua tidak boleh berpikir, "Ya ampun... itu kan hal kecil. Masa kamu tidak bisa menyelesaikannya ? Bodoh sekali kamu !", dan sebagainya. Tetapi perhatian seolah-olah orang tua mengerti bahwa masalah itu berat sekali bagi remajanya, akan terekam dalam otak remaja itu bahwa orang tuanya adalah jalan keluar ang terbaik baginya. Ini akan mempermudah orang tua untuk mengarahkan perkembangan psikis anaknya.
2.2.2    Masa pubertas (14 - 16 tahun)
Masa ini disebut juga masa remaja awal, dimana perkembangan fisik mereka begitu menonjol. Remaja sangat cemas akan perkembangan fisiknya, sekaligus bangga bahwa hal itu menunjukkan bahwa ia memang bukan anak-anak lagi. Pada masa ini, emosi remaja menjadi sangat labil akibat dari perkembangan hormon-hormon seksualnya yang begitu pesat. Keinginan seksual juga mulai kuat muncul pada masa ini. Pada remaja wanita ditandai dengan datangnya menstruasi yang pertama, sedangkan pada remaja pris ditandai dengan datangnya mimpi basah yang pertama. Remaja akan merasa bingung dan malu akan hal ini, sehingga orang tua harus mendampinginya serta memberikan pengertian yang baik dan benar tentang seksualitas. Jika hal ini gagal ditangani dengan baik, perkembangan psikis mereka khususnya dalam hal pengenalan diri/gender dan seksualitasnya akan terganggu. Kasus-kasus gay dan lesbi banyak diawali dengan gagalnya perkembangan remaja pada tahap ini.
Di samping itu, remaja mulai mengerti tentang gengsi, penampilan, dan daya tarik seksual. Karena kebingungan mereka ditambah labilnya emosi akibat pengaruh perkembangan seksualitasnya, remaja sukar diselami perasaannya. Kadang mereka bersikap kasar, kadang lembut. Kadang suka melamun, di lain waktu dia begitu ceria. Perasaan sosial remaja di masa ini semakin kuat, dan mereka bergabung dengan kelompok yang disukainya dan membuat peraturan-peraturan dengan pikirannya sendiri.

2.2.3    Masa akhir pubertas (17 - 18 tahun)
Pada masa ini, remaja yang mampu melewati masa sebelumnya dengan baik, akan dapat menerima kodratnya, baik sebagai laki-laki maupun perempuan. Mereka juga bangga karena tubuh mereka dianggap menentukan harga diri mereka. Masa ini berlangsung sangat singkat. Pada remaja putri, masa ini berlangsung lebih singkat daripada remaja pria, sehingga proses kedewasaan remaja putri lebih cepat dicapai dibandingkan remaja pria. Umumnya kematangan fisik dan seksualitas mereka sudah tercapai sepenuhnya. Namun kematangan psikologis belum tercapai sepenuhnya.
2.2.4    Periode remaja Adolesen (19 - 21 tahun)
Pada periode ini umumnya remaja sudah mencapai kematangan yang sempurna, baik segi fisik, emosi, maupun psikisnya. Mereka akan mempelajari berbagai macam hal yang abstrak dan mulai memperjuangkan suatu idealisme yang didapat dari pikiran mereka. Mereka mulai menyadari bahwa mengkritik itu lebih mudah daripada menjalaninya. Sikapnya terhadap kehidupan mulai terlihat jelas, seperti cita-citanya, minatnya, bakatnya, dan sebagainya. Arah kehidupannya serta sifat-sifat yang menonjol akan terlihat jelas pada fase ini.

2.3       Perkembangan Kognitif Remaja
                                    Ketika seluruh bagian tubuh lain berubah pada masa pubertas, otak dan fungsinya juga berubah, dan waktu perubahan intelektual sangat berbeda-beda bagi seluruh individu. Salah satu indikasinya ialah bahwa nilai ujian intelegensi yang diperoleh selama beberapa tahun dari orang yang sama paling banyak berfluktuasi selam kurun waktu mulai usia 12 hingga 15 tahun. Pada usia ini, beberapa peneliti menyebutnya “dorongan pertumbuhan intelektual” (Andrich & Styles, 1994).
                                    Inhelder dan Piaget (1958) mengakui bahwa perubahan otak pada masa pubertas mungkin perlu untuk kemajuan kognitif masa remaja. Namun, mereka menegaskan bahwa pengalaman dengan masalah-masalah yang rumit, tuntutan pengajaran formal, dan pertukaran serta kontradiksi gagasan dengan teman-teman sebaya juga perlu agar penalaran operasional formal berkembang. Remaja yang mencapai tahap ini (tidak  semua mencapainya) telah memperoleh tingkat penalaran dewasa. Perkembangan kognitif remaja lebih dicirika oleh pertumbuhan pengertian dan kemampuan yang menetap (Eccles, Wigfield & Byrnes, 2003).
                                    Dalam teori perkembangan kognitif piaget, masa remaja adalah tahap peralihan dari penggunaan operasi kongkret ke penerapan tahap operasi formal dalam penalaran.
Tahap operasional formal adalah periode terakhir perkembangan kognitif dalam. Tahap ini mulai dialami anak dalam usia sebelas tahun (saat pubertas) dan terus berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dalam tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada "gradasi abu-abu" di antaranya. Dilihat dari faktor biologis, tahapan ini muncul saat pubertas (saat terjadi berbagai perubahan besar lainnya), menandai masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis, kognitif, penalaran moral, perkembangan psikoseksual, dan perkembangan sosial. Beberapa orang tidak sepenuhnya mencapai perkembangan sampai tahap ini, sehingga ia tidak mempunyai keterampilan berpikir sebagai seorang dewasa dan tetap menggunakan penalaran dari tahap operasional konkrit.

2.4       Tugas Perkembangan pada Masa Remaja
Semua tugas perkembanagan pada masa remaja dipusatkan pada penanggulangan sikap dan perilaku yang kekanak-kanakan dan mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewasa, tugas perkembangan pada masa dewasa menuntut perubahan besar dalam sikap dan pola perilaku anak. Akibatnya, hanya sedikit anak laki-laki yang mampu  dan hanya anak perempuanlah yang dapat diharapkan untuk menguasai tugas-tugas tersebut selama awal masa remaja, anak laki-laki itu mengalami kematangan yang terlambat.
Sekolah dan perguruan tinggi menekan perkembangan keterampilan intelektual dan konsep yang penting bagi kecakapan social. Namun, hanya sedikit remaja yang mampu menggunakan keterampilan dan konsep ini secara praktis dan. Mereka yang aktif dalam berbagai aktifitas ekstrakurikuler menguasi praktek yang demikian ini, namun mereka yang tidak aktif karena harus bekerja setelah sekolah atau karena tidak diterima oleh teman-teman, akhirnya mereka tidak memperoleh kesempatan ini.

















BAB III
PENUTUP
3.1       Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah:
1.       Remaja digolongkan berusia antara 16 – 25 tahun. Dari sisi psikologinya mereka berada diantara golongan dewasa dan anak-anak.
2.      periode perkembangan fisik dan psikis pada usia remaja sebagai berikut:
1)      Masa Pra-pubertas (12 - 13 tahun)
2)      Masa pubertas (14 - 16 tahun)
3)      Masa akhir pubertas (17 - 18 tahun)
4)      Dan periode remaja Adolesen (19 - 21 tahun)
3.      Masa remaja adalah tahap peralihan dari penggunaan operasi kongkret ke penerapan tahap operasi formal dalam penalaran. Tahap operasional formal adalah periode terakhir perkembangan kognitif dalam. Tahap ini mulai dialami anak dalam usia sebelas tahun (saat pubertas) dan terus berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar