Minggu, 16 Maret 2014

CERPEN "Menutup Tahun di Taman Mini"

Cerpen Menutup Tahun Di Taman Mini ini dibuat pada saat saya SMA kelas satu. Guru Bahasa Indonesia saya memberi tugas untuk membuat cerpen dengan tema liburan minimal tujuh halaman kertas A4. waaah... shock dong, but its the result ^^ 


Menutup Tahun di Taman Mini

Karya : Widya Purnama Putri
            Embun pagi pukul 04.00 menyambut bangun pagiku, kegelapan masih menyelimuti pagi yang begitu dingin itu. Ditanggal penutup tahun 2010 ini, sengaja aku bangun pagi sekali, walau itupun mamah yang membangunkan aku, karena hari ini papah dan rekan-rekan kerja papah sudah merencanakan dari jauh-jauh hari untuk pergi berlibur ke Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Aku sudah sangat  menunggu kedatangan hari ini, maklum jujur saja, aku belum pernah pergi ke Taman Mini, dan jika hari ini aku kesana, maka akan jadi sejarah pertama aku menginjakan kaki di tempat hiburan itu, yang seperti kata orang jika berkunjung ke Taman Mini pasti akan menyebabkan suatu ketagihan, hehe, dan maka dari itu aku bersemangat sekali di hari senin ini.
            “sepertinya aku tidak kebagian kamar mandi deh!” ucapanku setelah melihat semua kamar mandi sudah tertutup rapat. Kamar mandi di rumah ku hanya ada dua, yang satu sedang dipakai papah mandi dan yang satunya sedang dipakai adikku, naah.. untuk menunggu mereka keluar dari kamar mandi, aku mencoba membuka pintu dan keluar rumah. Aku berdiri didekat pagar menunggu sang mentari muncul menampakkan dirinya dengan cahaya indahnya, bermain embun pagi yang masih menghiasi pagar, dan sambil membayangkan saat  bermain-main di Taman Mini nanti, heemmm… pasti sangat seru. Ketika pikiran ku sedang hinggap di Taman Mini, tiba-tiba mamah menyadarkan aku,
“Wid, sedang apa , ayo cepat mandi, nanti ketinggalan!” seru mamah.
Tanpa pikir panjang dan tanpa menjawab seruan mamah, aku pun langsung bergegas lari seribu langkah menuju kamar mandi, karena tentu aku tidak mau ketinggalan, nanti jadi harapan tak samapai donk! Di kamar mandi pun aku masih melanjutkan lamunan ku di depan rumah tadi, membayangkan Istana Boneka yang ada di Taman Mini Indonesia Indah.
            Aku berangkat dari rumah sekitar pukul 06.00 WIB, dan pergi menggunakan bus pariwisata yang dimiliki oleh instansi PPPPTK Vedca Cianjur, kantor papah dan tentunya rekan-rekan kerja papah juga. Sebelumnya, bus tidak langsung melaju ke tempat tujuan, tapi menjemput semua penumpang dahulu dari rumah ke rumah. Kebetulan rumahku yang paling dekat dengan kantor papah ku atau tempat penyimpanan bus itu, jadi yang pertama di jemput oleh Pak  Evi, supir bus itu, adalah aku dan keluarga ku kemudian menjemput  ke  rumah-rumah  yang   lainnya.
            Sesudah selesai menjemput semua penumpang calon wisatawan dan wisatawati Taman Mini Indonesia Indah, kami pun segera melaju ke jalan menuju Jakarta. Tapi ada sedikit hambatan di setengah perjalanan kami,
“kesel ih, lama sekali macetnya!” beribu kali aku mengulang keluhku tadi saat bus pariwisata yang aku, keluargaku, dan rekan-rekan kerja papah berhenti sangat lama karena terjebak macet di kawasan Puncak. Untung Om mukjizat, salah satu rekan kerja papah mengajak kami bercanda dan sering kali mengeluarkan celotehannya sehingga membuat kami tertawa dan sedikit lupa akan kemacetan.
            Oya, didalam bus pun sangat banyak teman seumuranku, yaitu Azmi, Rizky, Fuji, dan Lutfi yang merupakan anak dari rekan-rekan kerja papah. Awalnya kami tidak saling mengenal, tapi akhirnya dengan berjalannya waktu dan karena ada di satu tempat yang sama, dan tidak dalam waktu sebentar, kami tidak mungkin terus saling diam dan tidak sapa-sapaan, kami pun saling mengenal dan cerita-cerita tentang sekolah kami yang memang berbeda-beda sekolah. Kami banyak bercerita, diantaranya  cerita tentang ulangan kemarin, tentang pelajaran-pelajaran, jajanan yang ada di sekolah masing-masing, sampai ada berapa kamar mandi di sekolah, hih.. Aneh juga kan salah satu pertanyaan yang dilontarkan oleh Fuzi itu.
            Saat sudah sampai lebih kurang dua jam aku duduk menunggu kemacetan berakhir, akhirnya kebosananku pun telah memuncak dan sudah tidak bisa di bendung lagi, akhirnya aku mengajak mamah untuk keluar bus dan berjalan-jalan sejenak melepas kebosanan. Setelah beberapa langkah dari bus yang aku dan mamah tumpangi, aku sempat terhenti saat melihat toko bertuliskan “Outlet Remaja” mataku terbelalak,  ya, toko baju, surga para wanita. Dan tanpa pikir panjang  lagi, aku langsung menarik lengan mamah untuk pergi ke outlet itu.
            Didalam outlet, kami berkeliling melihat-lihat pakaian dan sandal disana, juga sesekali aku dan mamah mencoba sandal dan memegang-megang pakaian. Mamah mencoba bertanya pada pelayan yang ada disana tentang kemacetan ini, dan yang membuat mulutku terbuka lebar dan berkata “HAH!
 “biasanya sampe empat jam” begitu katanya. Haduh, mendengar ucapan mba pelayan tadi, sungguh membuatku sedikit berpikir acara ke Taman Mini ini tiak akan jadi, huh! Sungguh menyebalkan dan merupakan mimpi buruk.
            Setelah beberapa menit berada di dalam outlet, akhirnya aku mendapatkan satu barang, yaitu baju gaun berwarna abu-abu, sangatlah lucu dan menurutku sangat cocok di badanku, aku akan memakainya saat pesta pernikahan saudari ku nanti dua bulan mendatang. Begitupun mamah, mamah juga mendapatkan satu sandal high hills. Lalu  kami pun bergegas keluar dari tempat itu.
            Deringan nada dari handphone mamah berbunyi bertuliskan papah, dan sempat mengagetkan aku, karena takut papah telepon untuk memberi tahu bahwa aku ditinggalkan disini. “mah. Ayo cepat kembali ke Bus, kemacetan akan segera berakhir!” papah telepon pas sekali saat kami keluar dari outlet. Untung kekhawatiranku tadi tidak terwujud, dan benar saja, saat aku dan mamah duduk di dalam bus, bus pun kembali melaju, kemacetan pun berakhir dan tentu saja anggapanku tentang tidak jadinya pergi ke Taman Mini itu aku buang jauh-jauh. Semangatku berkoar kembali sama seperti semua orang yang ada didalam bus.
            Enam jam waktu yang harus ditempuh untuk kami sampai ke Jakarta, dan hanya sampai ke Jakarta, belum sampai ke tempat tujuan utama kami, yaitu  Taman Mini Indonesia Indah. Dan sekitar pukul 11.35 WIB, saat mentari berdiam  pas diatas kepala, akhirnya kami sampai juga di tempat tujuan, Taman Mini Indonesia Indah. Kekesalan dengan macet diperjalanan tadi semua hilang setelah melihat tulisan di atas gerbang “Taman Mini Indonesia Indah”, kami bersorak bersama didalam bus dan bersyukur telah sampai.
            Setelah tiket pembayaran masuk telah papahku urus, kemudian bus yang kami tumpangi mencari tempat parkir, tapi ternyata penuh sekali. Ya mungkin orang lain pun sama, ingin menutup tahun 2010 di Taman Mini Indonesia Indah ini. Namun akhirnya setelah beberapa menit mencari tempat parkir, ada juga tempat untuk parkir bus yang kami tumpangi. Kami langsung turun dan menghirup udara di tempat itu dengan rasa senang dan rasa syukur tentunya.
            Kami  menggelar tikar didekat air pancur, mengeluarkan makanan pokok dan makan bersama-sama. Tapi tidak untuk aku dan mamah, saat telah sampai di Taman Mini, aku dan mamah malah sibuk mencari kamar kecil. Dan akhirnya, kamar kecil pun kami temukan tidak jauh dari tempat parkir, Setelah keluar dari kamar kecil, kebetulan sekali adzan dluhur pun berkumandang. Dan tanpa perlu berjalan jauh, karena ada mushala dekat kamar kecil itu, aku dan mamah langsung mengambil air wudhlu dan langsung mendirikan shalat dluhur. Tempat mushala itu sangat tidak nyaman kami rasakan, baunya tidak sedap dan sangat menyengat, karena mungkin berdekatan dengan kamar kecil dan bau tidak sedap itu berasal dari kamar kecil, namun tidak menggugurkan rasa khusyu aku dan mamah untuk bersujud kepada sang kholik, kami tetap khusyu.
            Aku dan mamah kembali ke rombongan kami yang sedang makan, dan kami pun langsung melahap makanan yang dihidangkan, karena memang sudah merasakan lapar semenjak diperjalanan. Menu hidangan makan ini sangat lezat, ayam goreng rendang, ayam bakar, lalap, dan sayur capcay, “heemmm yumii..” ungkap ku.
            Setelah makanan sudah habis, kami beristirahat sejenak sambil melihat-lihat keadaan sekitar, juga merencanakan tempat apa atau wahana bermain mana yang akan kami kunjungi lebih dulu.
Shalat sudah, makan pun sudah, istirahat cukup, saatnya bermain. Pertama aku, Azmi, Fuzi, dan Lutfi berniat untuk pergi ke wahana bermain kereta gantung, kami pun mencari armada kereta gantung itu. Kami berlari-lari sambil tertawa-tawa menuju tiket kereta gantung, dan setelah sampai, ya ampuuun.. antriannya panjang sekali.
            Sekitar seperempat jam kami antri di antrian kereta gantung, kesel sih, tapi mau diapakan lagi, aku dan ketiga temanku sudah terbiasa dengan menunggu. Dari saat macet dikawasan puncak yang berjam-jam, kerena kami yakin dengan sabar kami tidak akan merasa bosan dan tentunya orang sabar di sayang oleh Tuhan.
            Akhirnya giliran kami pun tiba, kami mulai lari menuju gerbong kereta, cihuuuyyy… asyik. Walaupun pertamanya aku sedikit takut, karena takut bila nanti aliran listrik terputus kita pasti akan  diam terjebak diatas, dan takut bila kereta gantung yang kami tumpangi tiba-tiba terjatuh  seperti dalam berita beberapa minggu lalu, hii jangan sampai deh! Tapi kami tetap enjoy dan merasakan kesenangan disana.
            Kita buang rasa panik itu saat kereta gantung sudah melaju,  rasanya angin mendorong kita melayang dengan terpaannya, dan pohon-pohon yang menjulang tinggi ke angkasa melambai-lambai menyambut kami di atas, dan burung-burung berkicau seperti  menyanyikan beberapa lagu untuk menyemangati kami. Sungguh cantik sekali pemandangan Taman Mini Indonesia Indah dari atas sini. Yang kami lihat begitu menawan, Kami lihat banyak wahana bermain yaitu keong emas, istana boneka, kolam renang dan lengkap dengan  waterboomnya,  miniatur peta Negara Indonesia dari Sabang sampai Marauke, dan tentu ciri khas utama Taman Mini Indonesia Indah yaitu anjungan-anjungan berbagai provinsi yang berada di Negara Indonesia.
            Sangat lama kami berada diatas, diatas kereta gantung. Namun serasa sangat sebentar saat kami turun. “aku rasa hanya beberapa detik berada di atas kereta gantung itu, rasanya ingin naik sekali lagi saja!” Itulah keluhan seorang Lutfi saat turun dari kereta gantung itu.
            Kami juga merasa demikian, namun tidak mungkin juga kami naik lagi tanpa merasakan permainan di Taman Mini yang lainnya. Kami berjalan mengililingi Taman Mini sambil mencari permainan untuk kami mainkan lagi. Tidak terlalu lama aku dan ketiga temanku berjalan, aku melihat motor tanpa bensin yang di sewakan tidak jauh dari tempat kereta gantung. Aku langsung menghampiri tempat penyewaan motor tersebut, namun saat aku sampai ternyata papah dan adikku pun sudah lebih dahulu berdiri di tempat itu. Karena Fuzi, Azmi, dan Lutfi tidak mau aku ajak pergi jalan-jalan dengan motor itu, aku pun menyewa itu hanya dengan papah dan adikku, dan ternyata biaya sewanya hanya 25.000 rupiah per satu jam.
            “waaahh… indahnya!” tak hentinya aku memuji tempat wahana bermain ini dengan segala tampilan dan aplikasinya. Sambil naik motor yang telah papah dan adikku sewa dan papah yang menyetir motor itu, aku berkeliling Taman Mini sambil memandangi lingkungan sekitar dengan penuh kekaguman. Sungguh di pikirku, tidak sia-sia aku merencanakan dan pergi ke tempat seindah ini, arena pemulihan pikiran dan menyegarkan otak dari segala kesibukan aktifitas dihari-hari biasa.
             Setelah sudah satu jam pun berlalu, dan mataku pun sudah puas melihat keindahan demi keindahan yang di miliki tempat ini dengan berkeliling menggunakan motor  tanpa bensin melainkan menggunakan baterai, aku bermaksud untuk memasuki salah satu anjungan yang berada di sana, yaitu anjungan provinsi Jawa Barat, daerahku sendiri. Kali ini aku mengajak mamah untuk menemaniku. Di dalam anjungan, ternyata suasananya sangat sepi, apalagi remaja seumuranku, hanya aku yang berada disana. Mungkin sebagian besar orang pergi ke Taman Mini ini lebih memilih hiburan dan permainannya saja, namun padahal apa salahnya jika kita sedikit mengenal rumah dan budaya-budaya yang ada di Indonesia walaupun hanya dengan melihat miniatur-miniaturnya saja, apa lagi daerah yang selama ini kita pijaki, tentu ilmu pengetahuan kita juga akan sedikit bertambah, bahkan banyak bertambah. Dan apa salahnya kita bermain sambil belajar di tempat yang serba ada ini.
            Mungkin ini jam-jam terakhir ku di Taman Mini Indonesia Indonesia, karena terlihat cuaca sudah mulai menyelimuti matahari dan gelap pun telah hampir datang. Dan tentu untuk acara penutup ini aku dan keluargaku pun menutupnya dengan berbelanja aneka souvenir untuk oleh-oleh khas Jakarta dan Taman Mini untuk sahabat-sahabat di Cianjur seperti, pajangan-pajangan, gantungan kunci, gantungan handphone, pakaian-pakaian dan masih banyak lagi yang tentu merupakan khas dari tempat dan  provinsi ini.
            Hampir semua toko kami singgahi, namun tentu tidak di semua toko kami bali barangnya, ya hanya sekedar melihat-lihat, dan tapi tidak hanya melihat-lihat juga, kami pun membeli barang yang cocok dan menurut kami menarik untuk kami maupun untuk oleh-oleh. Kami terus menelusuri tiap toko, walaupun kami tahu bahwa setiap toko itu sama saja, namun wajarlah, naluri seorang wanita, belanja sepuasnya sampai kaki membesar sebesar talas bogor, sampai keringat sudah mengguyur badan, tengorokan tinggal kerongkongan, dan tentu sampai kantong dan dompet kering pula, baru kegiatan belanja akan terhenti.
            Sekitar pukul 16.30 WIB kami sudah berkumpul kembali di dalam bus pariwisata yang diparkir sedikit jauh dari wahana bermain, kami siap-siap untuk pulang, dan mengecek apa ada barang yang hilang atau seseorang yang tertinggal ataupun belum sampai bus.
            Rasanya berat juga meninggalkan tempat penuh kejutan dan keindahan ini, namun hari sudah terselimuti oleh gelap dan menampakan hitamnya menuju malam, dan bus pun segera melaju untuk kembali pulang. Kami melambaikan tangan pada Taman Mini Indonesia Indah yang seakan tersirat mengucapkan “suatu hari harus datang lagi ke tempat ini” di pintu keluar.
            Seperti biasa saat kami berangkat, di jalan pulang pun kami terjebak yang menyebabkan hati kami jengkel, bosan, tak sabar dan gelisah, yaitu terjebak macet lagi. Kami menghilangkan kejenuhan kemacetan dengan bercerita tentang pengalaman selama berada di Taman Mini Indonesia Indah tadi, dan seperti biasa sorak-sorak tawa selalu menghiasi bus yang kami tumpangi.
            Saat tawaan demi tawaan keluar dari mulut kami, aku teringat sesuatu yang aku lupakan selama aku berada di Taman Mini tadi. Aku tidak masuk ke keong emas dan istana boneka, ya ampun mengapa aku begitu lupa akan itu, padahal aku sudah berkhayal masuk ke tempat itu. Aku tidak tahu mengapa aku sampai tidak menginjakkan kaki sedetik pun ke tempat itu, tapi ya sudahlah semuanya sudah terlanjur, mungkin aku terlalu larut dalam wahana permainan disana hingga melupakan rencanaku semenjak awal itu.
            Saat aku terdiam sejenak karena memikirkan tempat yang aku tidak kunjungi tadi, aku pun mencoba bertanya pada orang-orang dalam bus, apa mereka masuk ke tempat keong emas dan istana boneka, dan ternyata mereka semua menjawab pertanyaan yang sama yaitu “tidak”. Tawa pun keluar lagi saat kata itu terucap secara bersamaan. Memang kita semua tidak sempat memasuki tempat itu karena sudah terpanah oleh permainan-permainan disana yang juga sangat menghibur kami walau tidak berkunjung ke tempat keong emas dan istana boneka itu.
            Sudah sekitar pukul 20.00 WIB, kami  masih terjebak macet di Jakarta, karena aku sudah sangat lelah dan ngantuk, aku pun tidak menghiraukannya lagi kemacetan yang kami alami, maka aku pun mencoba menghibur diriku sendiri dengan mencoba mendengarkan musik melalui headset handphone ku dan mencoba menutup mataku, tapi walaupun aku mendengarkan musik, namun telingaku masih berfungsi tidak ikut tidur dan masih mendengar suara kendaraan-kendaraan pada malam hari yang sudah sangat menampakkan hitamnya dan suara-suara binatang malam di sepanjang perjalanan.
            Pukul 22.30 WIB kami belum sampai ke rumah namun sudah sampai jalur Cianjur, namun perut kami sudah memanggil agar makanan masuk kedalamnya, kami pun berhenti sejenak di salah satu rumah makan padang di daerah Cianjur yang sudah sangat dekat sampai rumah kami masing-masing. Rumah makan ini memang langganan papah dan rekan-rekan kerjanya, karena selain hidangannya yang serba lezat juga rumah makan ini buka 24 jam dan tentu masih buka yang hampir di setengah malam ini, tapi bukan promosi loooh!
            Setelah kenyang dan  perut sudah menerima keinginannya, kami pun melanjutkan perjalanan yang hanya sebentar lagi sampai. Anehnya semua orang di dalam bus wajanya terlihat bersinar seperti segar dan bersemangat kembali, mungkin karena setelah kenyang makan dan perjalanan yang sungguh sangat menjenuhkan ini akan segera berakhir beberapa menit lagi.
            Dan, pukul 23.00  WIB pun akhirnya kami sampai juga di rumah, tak pikir panjang lagi aku langsung pergi ke kamar mandi dan dilanjutkan ke kamar tidurku untuk merebahkan diri di tempat tidur kesayanganku, begitu pun dengan adikku, dia juga langsung menjatuhkan badannya tanpa basa-basi di tempat tidurnya. Namun tidak untuk mamah dan papah, sepertinya mamah dan papah ku memberaskan dahulu barang-barang bawaan dan mengecek barang, yang mungkin saja ada yang tertinggal di Taman Mini atau di dalam bus.
            Menutup tahun di Taman Mini Indoesia Indah adalah kegiatan yang sangat berkesan, mengagumkan, menyenangkan, dan tentunya tidak akan pernah aku lupa. Aku pasti akan kembali lagi ke tempat mengagumkan itu, entah kapan. Di tempat itu aku tidak hanya merasakan suatu kebahagiaan wahana bermain, namun aku juga bisa menambah ilmu ku disana. Aku belajar mengenai banyak hal, tentang kebersamaan, tentang kesabaran, dan banyak lagi tentang ilmu kedaerahan yang ada di setiap anjungan di Taman Mini Indonesia Indah. Aku sangat berterima kasih kepada papah dan rekan-rekan kerja papah yang telah mewujudkan mimpiku untuk pergi berlibur, dan aku sangat senang bisa pergi ke Taman Mini Indonesia Indah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar