Minggu, 16 Maret 2014

POETRY



Semanis, kau
Karya : Widya Purnama Putri
Waktu..
Tak mampu menghitung kebersamaan kita..
Lorong percintaan ini
Penuh bercak kasih sayang
                   Ucap itu
                   Masih.. hangat tertera dalam sela hati
          Demi hati..
          Yang mempunyai gugusan cinta
          Air mataku bicara
Tertipu oleh manisnya cinta
Kau..
Sebuah penyesalan
Jangan hilang
Jangan mendekat
Jangan pergi

Pedih

Karya : Widya Purnama Putri


Demi hati
Yang rindang oleh kata-kata cinta
Air mataku bicara
Tak sadarkah aku tersakiti oleh mu
Jiwa ku mati, patah hati ku
Pedih karena mu
Saat malam apabila menutupinya
Terungkap semua dusta
Menampakan segala rahasia
Terlihat goresan luka oleh hadirmu
Senyummu begitu menusuk
Menggores hati
Pedih…




Di balik cerita
Karya : Widya Purnama Putri


Kau, begitu indah
Bahkan lebih indah dimataku
Kau, menarikku
Seakan kau beri harapan untukku
          Memang tak terlihat
          Sedikit pun nyata
          Kau sudah termiliki
Tak mengapakah semua ini sayang ?
Kau ciptakan cerita lain dibalik ceritamu
          Dosakah aku, hinakah aku
          Membuat ruang untuknya, berdusta



Dengan mu
Karya : Widya Purnama Putri

Sepi mu,
Hadirkku
Selalu
 dekatmu
Disepi ku
Apa kau ada?
Dalam tangismu
Bahkan lelapmu,
nanti
Aku disini, selalu…
Tapi kau, dengan sebuah hawa matimu itu
Tak sedetikpun melirik aku
Sepimu, tangismu, lelapmu, hilangmu, egomu
Tetap…
Aku masih disini



Tangis

Karya : Widya Purnama Putri

Sangkaku, tak sampai sini
Ini terlalu gila dalam nyata

Ramai itu adalah sepi
Tetes tangis cairkan suasana
Berteman masalah

Ribuan bising pergantian tahun
Adalah gunung-gunung yang meletus
Adalah petir-petir dalam hujan

Dan, ketika matahari menutupi malam
Masih menetes
Tangis itu masih menetes
Sampai selimut tawa, mungkin kembali

Hitamku
Karya : Widya Purnama Putri
Bermalam dengan lara
Dustaan harus terus terucap
Kehitaman lorong kehidupan
Hingga sang putih tertelan tak terlihat

Kekerasan takdir
Kepahitan hidup
Tajamnya omong insan itu
Adalah api untuk sebuah lilin
Membaranya api itu
Hancurkan sebuah lilin

Adalah hidupku
Penuh realita
Adalah hidupku
Penuh dusta
Adalah hidupku
Penuh misteri
rajutan takdir


Karya : Widya Purnama Putri
lembaran kisah
terajut
tertuliskan namaku
jarum makna hidup
terus menusuk
menuju panas sang merah bara

keringat senyuman
makna taubat
hanya sedikit penghibur
untuk jiwa terjatuh




                                           Wajah Masa Depan
                                                                                     Karya : Widya Purnama Putri


Riuk pikuk angin semilir
Dengan hari terus mengalir
Diiringi sang waktu bergulir
Ku mengaca lewat air

Aku wajah masa depan
Siap menuai harapan

Hujan disana buatku sadar
Semangat makin mengibar
Caraku belajar
Ciptakan aku sang pintar

Lanjutkan prestasi
Halangan tetapku atasi



                                                                                        Melihatmu       
                                                                                                              Karya : Widya Purnama Putri
Sangkaku, tak sampai sini
Ini terlalu begitu sangat indah dalam nyata

Mereka benar
Tentang
Malaikat yang turun dari langit

Kau..
begitu indah
Bahkan lebih indah dimataku
Kau, menarikku

Buatku merasa tertidur sepanjang hari
Bermimpi indah
Sejak ku lihat lengkungan senyum itu
Senyum milikmu

Tak boleh ada yang membangunkan aku
Ku rela selamanya bermimpi
Melihatmu
Ya!
Melihatmu itu mimpi terindah yang pernah ku rasakan

Dan..
Kumohon, jangan akhiri mimpi ini
Tanpa kau izinkan aku untuk memilikimu
 Katakanlah Ya

Wahai malaikat..

                                                                                             


                                               bayar jasa jaga
                                                                        Karya : Widya Purnama Putri

getir getir getir
bukan hanya terpaksa
bukan angin semilir
ia merasa tanggung jawabnya

hanya angin nafas terengah
asap-asap nyawa
hidup tubuh setengah
jiwa ini, masihkah ada?

terpikirkah juang utk uang
utk jabatan atau pujian
TERPIKIRKAH!!!

jantung berdebar tak terasa lagi
utk anak cucu disini
telinga tak hiraulan lagi
utk bangsa nanti

ia merasa, tanggung jawabnya
bukan titel pahlawan
bukan tanpa tanda jasa
jaga tanah ini, ia memohon


Tidak ada komentar:

Posting Komentar